Senin, 27 Desember 2010

APAKAH IMAM MAHDI, NABI ISA DAN DAJJAL AKAN TURUN.??

Imam Mahdi
bukanlah sebuah nama.
Itu hampir merupakan
sebuah jabatan. Imam
berarti pemimpin, al-
Mahdi berarti yang diberi
petunjuk. Jadi Imam
Mahdi adalah pemi...mpin
yang diberi petunjuk.
Siapakah namanya
sebenarnya? WalLaahu
a'lam. Dari literatur
hadits, dialah yang akan
memimpin pasukan Islam
menghadapi pasukan
Yahudi yang dipimpin
oleh Dajjal al-Masih.
Tanda-tanda
kemunculannya ada
beberapa. Bendera hitam
dari arah Khurasan
(bendera perang dari
arah Khurasan). Pasukan
yang ditenggelamkan
Allah ke dalam bumi.
Matinya seorang Khalifah
(matinya raja Saudi).
Entah bagaimana, orang
akan mengenalinya
sebagai al-Mahdi lalu
orang-orang memintanya
untuk memimpin pasukan
Islam dan dibaiat. Tetapi
orang itu tidak yakin
bahwa dirinya adalah
yang dimaksud sehingga
ia melarikan diri kembali
ke Madinah. Pencarian
terhadap orang ini
dilakukan. Ada sebuah
pasukan dari pihak musuh
dikirim untuk
membunuhnya. Tetapi
pasukanitu
ditenggelamkan Allah ke
dalam bumi. Sehingga
orang-orang semakin
yakin bahwa ialah
orangnya itu. Lalu Tuhan
"mengishlah" nya dalam
semalam.Memberi
keyakinan pada dirinya,
membersihkannya dan
memberinya kekuatan
untuk berani / bersedia
menerima amanah itu,
sebagai Imam Mahdi. Lalu
ia
datang ke Mekkah dan
menerima baiat antara
Ka'bah dan Maqam
Ibrahim sebanyak
pasukan Badar (300-an
orang). Lalu berangkatlah
Imam Mahdi berperang
menghadapi musuh.
Ketika berita ini
tersebar, maka
banyaklah bergabung
para mujahidin (aktif
maupun veteran) dari
berbagai penjuru karena
seruan nabi Muhammad
yang sangat keras:
datangilah Imam Mahdi
dan bantulah ia sekalipun
kalian harus merangkak
di atas salju. Tuhan akan
menolongnya dan
memberikan kemenangan
demi kemenangan atas
musuh-musuhnya. Namun
kemenangannya belum
sempurna karena Dajjal
al-Masih masih hidup dan
memang bukan di
tangannya untuk
membunuhnya. Lalu
"turunlah" (datanglah)
nabi Isa AS pada suatu
Shubuh ketika al-Mahdi
dan pasukannya hendak
melaksanakan shalat
Shubuh. Bersama-sama
mereka lalu berperang
melawan Dajjal dan
pasukannya sampai
akhirnya Dajjal mati di
tangan nabi Isa dan
pasukannya dibunuh oleh
pasukan al-Mahdi. Inilah
makna hadits
pembunuhan
Yahudi itu.
Inilah kira-kira
rangkuman dari banyak
hadits nabi yang
memberitakan
seputar Imam al-Mahdi.
Kita mungkin hanya bisa
menangkap gambaran
globalnya saja dan tidak
berpegang kepada
detailnya. Karena
detailnya
seringkali tidak bisa
diartikan begitu saja.
Berita-berita profecy
biasanya begitu, penuh
kiasan dan simbol. Jika
kita percaya bahwa ini
semua adalah nubuwatan
nabi Muhammad ttg
akhir zaman, maka kita
harus
membacanya dengan
menggunakan kacamata
zaman modern kini.
Walaupun ketika nabi
mendapat visi itu, ia
mendapatkannya melalui
kacamata zamannya 14
abad yang lalu.
WalLaahu a'lam.

Jumat, 24 Desember 2010

APAKAH NABI MENGALAMI SAKIT SAAT SAKAROTUL MAUT.??

Sabda Rasulullah SAW :
“ Sakaratul maut itu
sakitnya sama dengan
tusukan tiga ratus
pedang ” (HR Tirmidzi)
Sabda Rasulullah SAW :
“ Kematian yang paling
ringan ibarat sebatang
pohon penuh duri yang
menancap di selembar
kain sutera. Apakah
batang pohon duri itu
dapat diambil tanpa
membawa serta bagian
kain sutera yang
tersobek ?” (HR Bukhari)
Atsar (pendapat) para
sahabat Rasulullah SAW .
Ka ’b al-Ahbar
berpendapat : “Sakaratul
maut ibarat sebatang
pohon berduri yang
dimasukkan kedalam
perut seseorang. Lalu,
seorang lelaki
menariknya dengan
sekuat-kuatnya sehingga
ranting itupun membawa
semua bagian tubuh yang
menyangkut padanya dan
meninggalkan yang
tersisa ”.
Imam Ghozali
berpendapat : “Rasa sakit
yang dirasakan selama
sakaratul maut
menghujam jiwa dan
menyebar ke seluruh
anggota tubuh sehingga
bagian orang yang
sedang sekarat
merasakan dirinya
ditarik-tarik dan
dicerabut dari setiap urat
nadi, urat syaraf,
persendian, dari setiap
akar rambut dan kulit
kepala hingga kaki ”.
Imam Ghozali juga
mengutip suatu riwayat
ketika sekelompok Bani
Israil yang sedang
melewati sebuah
pekuburan berdoa pada
Allah SWT agar Ia
menghidupkan satu
mayat dari pekuburan itu
sehingga mereka bisa
mengetahui gambaran
sakaratul maut. Dengan
izin Allah melalui suatu
cara tiba-tiba mereka
dihadapkan pada seorang
pria yang muncul dari
salah satu kuburan.
“ Wahai manusia !”, kata
pria tersebut. “Apa yang
kalian kehendaki dariku?
Limapuluh tahun yang
lalu aku mengalami
kematian, namun hingga
kini rasa perih bekas
sakaratul maut itu belum
juga hilang dariku.”
Proses sakaratul maut
bisa memakan waktu
yang berbeda untuk
setiap orang, dan tidak
dapat dihitung dalam
ukuran detik seperti
hitungan waktu dunia
ketika kita menyaksikan
detik-detik terakhir
kematian seseorang.
Mustafa Kemal Attaturk,
bapak modernisasi
(sekularisasi) Turki, yang
mengganti Turki dari
negara bersyariat Islam
menjadi negara sekular,
dikabarkan mengalami
proses sakaratul maut
selama 6 bulan (walau
tampak dunianya hanya
beberapa detik), seperti
dilaporkan oleh salah
satu keturunannya
melalui sebuah mimpi.
Rasa sakit sakaratul
maut dialami setiap
manusia, dengan
berbagai macam tingkat
rasa sakit, ini tidak
terkait dengan tingkat
keimanan atau
kezhaliman seseorang
selama ia hidup. Sebuah
riwayat bahkan
mengatakan bahwa rasa
sakit sakaratul maut
merupakan suatu proses
pengurangan kadar
siksaan akhirat kita
kelak.
06 Oktober jam 9:36 · Suka · Hapus
Tanya Jawab Masalah
Islam DIRIWAYATKAN
dalam salah satu hadis,
bahwa surah Al Maa'idah
ayat 3 diturunkan
sesudah waktu asar, hari
Jumaat di padang Arafah,
pada musim haji
penghabisan [Wada*].
Saat itu Rasulullah s.a.w.
berada di Arafah, duduk
di atas unta. Ketika ayat
ini turun Rasulullah s.a.w.
tidak begitu jelas
penerimaannya untuk
mengingati isi dan makna
yang terkandung dalam
ayat tersebut.
Kemudian Rasulullah
s.a.w. bersandar pada
untanya. Untak lalududuk
perlahan-lahan. Setelah
itu turun malaikat Jibril
a.s. dan berkata: "Wahai
Muhammad,
sesungguhnya pada hari
ini telah disempurnakan
agamamu. Maka
terputuslah apa yang
diperintahkan oleh Allah
s.w.t. dan demikian juga
apa yang terlarang oleh-
Nya. Oleh itu kamu
kumpulkan para
sahabatmu. Beritahu
mereka bahwa hari ini
adalah hari terakhir aku
bertemu dengan kamu."
Begitu Malaikat Jibril a.s.
pergi, Rasulullah s.a.w.
pun berangkat ke Mekah,
terus ke Madinah.
Setelah Rasulullah s.a.w.
mengumpulkan para
sahabatnya, ia
menceritakan apa yang
telah dialaminya. Saat
para sahabat mendengar
hal yang demikian
mereka pun gembira:
"Agama kita telah
sempurna. Agama kila
telah sempurna."
Abu Bakar r.a. berbeda
reaksinya. Ia tidak dapat
menahan kesedihannya.
Ia lalu kembali ke rumah,
lalu mengunci pintu, dan
menangis sekuat-
kuatnya, dari pagi hingga
ke malam. Kisah tentang
Abu Bakar r.a. menangis
telah sampai kepada para
sahabat yang lain. Maka
berkumpulah para
sahabat di hadapan
rumah Abu Bakar r.a.
"Wahai Abu Bakar,
apakah yang telah
membuat kamu menangis
sehingga begini sekali
keadaanmu? Sepatutnya
kamu berasa gembira
sebab agama kita telah
sempurna."
Mendengarkan
pertanyaan dari para
sahabat maka Abu Bakar
r.a. pun berkata: "Wahai
para sahabatku, kamu
semua tidak tahu tentang
musibah yang menimpa
kamu. Tidakkah kamu
tahu bahwa apabila
sesuatu perkara itu telah
sempurna maka akan
kelihatanlah
kekurangannya. Turunnya
ayat tersebut hanya
menunjukkan perpisahan
kita dengan Rasulullah
s.a.w. Hasan dan Husin
menjadi yatim. Para isteri
nabi menjadi janda."
Setelah mereka
mendengar penjelasan
dari Abu Bakar r.a. maka
sedarlah mereka akan
kebenaran kata-kata Abu
Bakar r.a., lalu mereka
menangis dengan sekuat-
kuatnya. Tangisan
mereka didengar para
sahabat yang lain. Maka
mereka pun memberitahu
Rasulullah s.a.w. tentang
apa yang mereka lihat
itu. Berkata salah
seorang dari para
sahabat: "Ya Rasulullah
s.a.w., kami baru balik
dari rumah Abu Bakar r.a.
Kami mendapati banyak
orang menangis dengan
suara yang kuat di
hadapan rumah beliau."
Saat Rasulullah s.a.w.
mendengar keterangan
dari para sahabat, maka
berubahlah muka
Rasulullah s.a.w. dan
dengan bergegas beliau
menuju ke rumah Abu
Bakar r.a.. Begitu
Rasulullah s.a.w. sampai
di rumah Abu Bakar r.a.
maka Rasulullah s.a.w.
melihat kesemua mereka
yang menangis dan
bertanya: "Wahai para
sahabatku, kenapakah
kamu semua menangis?"
Kemudian Ali r.a.
berkata: "Ya Rasulullah
s.a.w., Abu Bakar r.a.
mengatakan dengan
turunnya ayat ini
membawa tanda bahwa
waktu wafatmu telah
dekat.
Adakah ini benar ya
Rasulullah?." Lalu
Rasulullah s.a.w. berkata:
"Semua yang dikata oleh
Abu Bakar r.a. adalah
benar, dan sesungguhnya
masa untuk aku
meninggalkan kamu
semua telah hampir
dekat." Begitu Abu Bakar
r.a. mendengar
pengakuan Rasulullah
s.a.w., maka ia pun
menangis sekuat
tenaganya sehingga ia
jatuh pengsan, sementara
Ali r.a. pula mengeletar
seluruh tubuhnya.
Dan para sahabat yang
lain menangis dengan
sekuat-kuat yang mereka
mampu. Sehingga
gunung-gunung, batu-
batu, semua malaikat
yang di langit, cacing-
cacing dan semua
binatang baik yang di
darat maupun yang di
laut turut menangis.
Kemudian Rasulullullah
s.a.w. bersalam dengan
para sahabat satu demi
satu dan berwasiat
kepada mereka.
Kisah Rasulullah s.a.w.
mengalami hidup selepas
turunnya ayat tersebut,
ada yang mengatakan 81
hari, ada pula yang
mengatakan beliau hidup
sehingga 50 hari selepas
turunnya ayat tersebut,
ada pula yang
mengatakan beliau hidup
selama 35 hari dari ayat
tersebut diturunkan dan
ada pula yang
mengatakan 21 hari. Pada
saat sudah dekat ajal
Rasulullah s.a.w., beliau
menyuruh Bilal azan
untuk mengerjakan
shalat, lalu berkumpul
para Muhajirin dan
Anshar di masjid
Rasulullah s.a.w..
Kemudian Rasulullah
s.a.w. menunaikan shalat
dua raka'at bersama
semua yang hadir.
Setelah selesai
mengerjakan shalat
beliau bangun dan naik
ke atas mimbar dan
berkata: "Alhamdulillah,
wahai para muslimin,
sesungguhnya saya
adalah seorang nabi yang
diutus dan mengajak
orang kepada jalan Allah
dengan izinnya. Dan saya
ini adalah sebagai
saudara kandung kamu,
yang kasih sayang pada
kamu semua seperti
seorang ayah. Oleh itu
kalau ada sesiapa yang
mempunyai hak untuk
menuntut, maka
hendaklah ia bangun dan
membalasi saya sebelum
saya dituntut di hari
kiamat."
Rasulullah s.a.w. berkata
demikian sebanyak 3 kali
kemudian bangunlah
seorang lelaki yang
bernama 'Ukasyah bin
Muhshan dan berkata:
"Demi ayahku dan ibuku
ya Rasulullah s.a.w.,
kalau anda tidak
mengumumkan kepada
kami berkali-kali sudah
tentu saya tidak mau
mengemukakan hal ini."
Lalu 'Ukasyah berkata
lagi: "Sesungguhnya
dalam Perang Badar saya
bersamamu ya Rasulullah,
pada masa itu saya
mengikuti unta anda dari
belakang,setelah dekat
saya pun turun
menghampiri anda
dengan tujuan supaya
saya dapat mencium paha
anda, tetapi anda telah
mengambil tongkat dan
memukul unta anda
untuk berjalan cepat,
yang mana pada masa itu
saya pun anda pukul pada
tulang rusuk saya. Oleh
itu saya hendak tahu
sama anda sengaja
memukul saya atau
hendak memukul unta
tersebut."
Rasulullah s.a.w. berkata:
"Wahai 'Ukasyah,
Rasulullah s.a.w. sengaja
memukul kamu."
Kemudian Rasulullah
s.a.w. berkata kepada
Bilal r.a.: "Wahai Bilal,
kamu pergi ke rumah
Fatimah dan ambilkan
tongkat aku ke mari."
Bilal keluar dari masjid
menuju ke rumah
Fatimah sambil
meletakkan tangannya di
alas kepala dengan
berkata: "Rasulullah
telah menyediakan
dirinya untuk dibalas
[diqishash]." Setelah Bilal
sampai di rumah Fatimah
maka Bilal pun memberi
salam dan mengetuk
pintu.
Kemudian Fatimah r.a.
menyahut dengan
berkata: "Siapakah di
pintu?." Lalu Bilal r.a.
berkata: "Saya Bilal, saya
telah diperintahkan oleh
Rasulullah s.a.w. untuk
mengambil tongkat
beliau." Kemudian
Fatimah r.a. berkata:
"Wahai Bilal, untuk apa
ayahku minta
tongkatnya." Berkata
Bilal r.a.: "Wahai
Fatimah, Rasulullah s.a.w.
telah menyediakan
dirinya untuk diqishash."
Bertanya Fatimah. r.a.
lagi: "Wahai Bilal,
siapakah manusia yang
sampai hatinya untuk
menqishash Rasulullah
s.a.w.?." Bilal r.a. tidak
menjawab pertanyaan
Falimah r.a., begitu
Fatimah r.a. memberikan
tongkat tersebut, maka
Bilal pun membawa
tongkat itu kepada
Rasulullah s.a.w. Setelah
Rasulullah s.a.w.
menerima tongkat
tersebut dari Bilal r.a.
maka beliau pun
menyerahkan kepada
'Ukasyah. Melihatkan hal
yang demikian maka Abu
Bakar r.a. dan Umar r.a.
tampil ke hadapan sambil
berkata: "Wahai
'Ukasyah, janganlah
kamu qishash baginda
s.a.w. tetapi kamu
qishashlah kami berdua."
Saat Rasulullah s.a.w.
mendengar kata-kata
Abu Bakar r.a. dan Umar
r.a maka dengan segera
beliau berkata: "Wahai
Abu Bakar, Umar,
duduklah kamu berdua
sesungguhnya Allah s.w.t.
telah menetapkan
tempatnya untuk kamu
berdua." Kemudian Ali
r.a. bangun, lalu berkata:
"Wahai "Ukasyah! Aku
adalah orang yang
senantiasa berada di
samping Rasulullah
s.a.w.oleh itu kamu
pukulah aku dan
janganlah kamu
menqishash Rasulullah
s.a.w."
06 Oktober jam 10:00 · Suka · Hapus
Tanya Jawab Masalah
Islam Lalu Rasulullah
s.a.w. berkata: "Wahai
Ali, duduklah kamu
sesungguhnya Allah s.w.t.
telah menetapkan
tempatmu dan
mengetahui isi hatimu."
Setelah itu Hasan dan
Husin bangun dengan
berkata: "Wahai
'Ukasyah, bukankah
kamu tidak tahu bahwa
kami ini adalah cucu
Rasulullah s.a.w., kalau
kamu menqishash kami
sama dengan kamu
menqishash Rasulullah
s.a.w."
Mendengar kata-kata
cucunya Rasulullah s.a.w.
pun berkata: "Wahai
buah hatiku, duduklah
kamu berdua." Berkata
Rasulullah s.a.w. "Wahai
'Ukasyah pukullah saya
kalau kamu hendak
memukul." Kemudian
'Ukasyah berkata: "Ya
Rasulullah s.a.w., anda
telah memukul saya
sewaktu saya tidak
memakai baju." Maka
Rasulullah s.a.w. pun
membuka baju, begitu
Rasulullah s.a.w.
membuka baju maka
menangislah semua yang
hadir.
Begitu 'Ukasyah melihat
tubuh badan Rasulullah
s.a.w. maka ia pun
mencium beliau dan
berkata; "Saya tebus
anda dengan jiwa saya,
ya Rasulullah s.a.w.
siapakah yang sanggup
memukul anda. Saya
melakukan begini adalah
sebab saya hendak
menyentuh badan anda
yang dimuliakan oleh
Allah s.w.t dengan badan
saya. Dan Allah s.w.t.
menjaga saya dari neraka
dengan kehormatanmu."
Kemudian Rasulullah
s.a.w. berkata:
"Dengarlah kamu
sekalian, sekiranya kamu
hendak melihat ahli
syurga, inilah orangnya."
Kemudian semua para
jemaah bersalam-
salaman atas
kegembiraan mereka
terhadap peristiwa yang
sangat genting itu.
Setelah itu para jemaah
pun berkata: "Wahai
'Ukasyah, inilah
keuntungan yang paling
besar bagimu, engkau
telah memperolehi darjat
yang tinggi dan
bertemankan Rasulullah
s.a.w. di dalam syurga."
Saat ajal Rasulullah s.a.w.
makin hampir maka
beliau pun memanggil
para sahabat ke rumah
Siti Aisyah r.a.
Beliau berkata: "Selamat
datang kamu semua
semoga Allah s.w.t.
mengasihi kamu semua,
saya berwasiat kepada
kamu semua agar kamu
semua bertaqwa kepada
Allah s.w.t. dan mentaati
segala perintahnya.
Sesungguhnya hari
perpisahan antara saya
dengan kamu semua
hampir dekat, dan dekat
pula saat kembalinya
seorang hamba kepada
Allah s.w.t dan
menempatkannya di
syurga. Kalau telah
sampai ajalku maka
hendaklah Ali yang
memandikanku, Fadhl bin
Abas hendaklah
menuangkan air dan
Usamah bin Zaid
hendaklah menolong
keduanya.''
Kata Rasul selanjutnya,
''Setelah itu kamu
kapanilah aku dengan
pakaianku sendiri apabila
kamu semua
menghendaki, atau
kapanilah aku dengan
kain yaman yang putih.
Apabila kamu
memandikan aku, maka
hendaklah kamu letakkan
aku di atas balai tempat
tidurku dalam rumahku
ini. Setelah itu kamu
semua keluarlah sebentar
meninggalkan aku.
Pertama yang akan
menshalatkan aku ialah
Allah s.w.t., kemudian
yang akan menshalati
aku ialah Jibril a.s.,
kemudian diikuti oleh
malaikat Israfil, malaikat
Mikail, dan yang akhir
sekali malaikat lzrail
berserta dengan semua
para pembantunya.
Setelah itu baru kamu
semua masuk beramai-
ramai bershalat ke
atasku."
Begitu para sahabat
mendengar ucapan yang
sungguh menyayat hati
itu maka mereka pun
menangis dengan nada
yang keras dan berkata:
"Ya Rasulullah s.a.w.
anda adalah seorang
Rasul yang diutus kepada
kami dan untuk semua,
yang mana selama ini
anda memberi kekuatan
dalam penernuan kami
dan sebagai penguasa
yang menguruskan
perkara kami. Apabila
anda sudah tiada nanti
kepada siapakah yang
akan kami tanya setiap
persoalan yang timbul
nanti?."
Kemudian Rasulullah
s.a.w. berkata:
"Dengarlah para
sahabatku, aku
tinggalkan kepada kamu
semua jalan yang benar
dan jalan yang terang,
dan telah aku tinggalkan
kepada kamu semua dua
penasihat yang satu
daripadanya pandai
bicara dan yang satu lagi
diam sahaja. Yang pandai
bicara itu ialah AI-Quran
dan yang diam itu ialah
maut. Apabila ada
sesuatu persoalan yang
rumit di antara kamu,
maka hendaklah kamu
semua kembali kepada
AI-Quran dan Hadis-ku
dan sekiranya hati kamu
itu berkeras maka
lembutkan dia dengan
mengambil pengajaran
dari mati."
Setelah Rasulullah s.a.w.
berkata demikian, maka
sakit Rasulullah s.a.w.
bermula. Dalam bulan
safar Rasulullah s.a.w.
sakit selama 18 hari dan
sering diziarahi oleh para
sahabat. Dalam sebuah
kitab diterangkan bahwa
Rasulullah s.a.w. diutus
pada hari Isnin dan wafat
pada hari Isnin. Pada hari
Isnin penyakit Rasulullah
s.a.w. bertambah berat,
setelah Bilal r.a.
selesaikan azan subuh,
maka Bilal r.a. pun pergi
ke rumah Rasulullah
s.a.w..
06 Oktober jam 10:01 · Suka · Hapus
Tanya Jawab Masalah
Islam Sesampainya Bilal
r.a. di rumah Rasulullah
s.a.w. maka Bilal r.a. pun
memberi salam:
"Assalaarnualaika ya
rasulullah." Lalu dijawab
oleh Fatimah r.a.:
"Rasulullah s.a.w. masih
sibuk dengan urusan
beliau." Setelah Bilal r.a.
mendengar penjelasan
dari Fatimah r.a. maka
Bilal r.a. pun kembali ke
masjid tanpa memahami
kata-kata Fatimah r.a.
itu.
Saat waktu subuh hampir
hendak pupus, lalu Bilal
pergi sekali lagi ke rumah
Rasulullah s.a.w. dan
memberi salam seperti
permulaan tadi, kali ini
salam Bilal r.a. telah di
dengar oleh Rasulullah
s.a.w. dan baginda
berkata; "Masuklah
wahai bilal, sesungguhnya
penyakitku ini semakin
berat, oleh itu kamu
suruhlah Abu Bakar
mengimamkan shalat
subuh berjemaah dengan
mereka yang hadir."
Setelah mendengar kata-
kata Rasulullah s.a.w.
maka Bilal r.a. pun
berjalan menuju ke
masjid sambil meletakkan
tangan di atas kepala
dengan berkata: "Aduh
musibah." Begitu Bilal r.a.
sampai di masjid maka
Bilal r.a. pun
memberitahu Abu Bakar
tentang apa yang telah
Rasulullah s.a.w. katakan
kepadanya. Abu Bakar
r.a. tidak dapat menahan
dirinya apabila ia melihat
mimbar kosong maka
dengan suara yang keras
Abu Bakar r.a. menangis
sehingga ia jatuh
pengsan.
Melihatkan peristiwa ini
maka riuh rendah dalam
masjid, sehingga
Rasulullah s.a.w.
bertanya kepada Fatimah
r.a.; "Wahai Fatimah
apakah yang telah
berlaku?." Maka Fatimah
r.a. pun berkata:
"Kekecohan kaum
muslimin, sebab anda
tidak pergi ke masjid."
Kemudian Rasulullah
s.a.w. memanggil Ali r.a.
dan Fadhl bin Abas, lalu
Rasulullah s.a.w.
bersandar kepada kedua
mereka dan terus pergi
ke masjid.
Setelah Rasulullah s.a.w.
sampai di masjid maka
beliau pun bershalat
subuh bersama dengan
para jemaah. Setelah
selesai shalat subuh maka
Rasulullah s.a.w. pun
berkata: "Wahai kaum
muslimin, kamu semua
sentiasa dalam
pertolongan dan
pemeliharaan Allah, oleh
itu hendaklah kamu
semua bertaqwa kepada
Allah s.w.t. dan
mengerjakan segala
perintahNYA.
Sesungguhnya aku akan
meninggalkan dunia ini
dan kamu semua, dan
hari ini adalah hari
pertama aku di akhirat
dan hari terakhir aku di
dunia."
Setelah berkata demikian
maka Rasulullah s.a.w.
pun pulang ke rumah
beliau. Kemudian Allah
s.w.t. mewahyukan
kepada malaikat lzrail:
"Wahai lzrail, pergilah
kamu kepada kekasihku
dengan sebaik-baik rupa,
dan apabila kamu hendak
mencabut rohnya maka
hendaklah kamu
melakukan dengan cara
yang paling lembut
sekali. Apabila kamu
pergi ke rumahnya maka
minta izinlah lerlebih
dahulu, kalau ia izinkan
kamu masuk, maka
masuklah kamu ke
rumahnya dan kalau ia
tidak izinkan kamu masuk
maka hendaklah kamu
kembali padaku."
sebaik sahaja malaikat
lzrail mendapat perintah
dari Allah s.w.t. maka
malaikal lzrail pun turun
dengan menyerupai
orang Arab Badwi.
Setelah malaikat lzrail
sampai di hadapan rumah
Rasulullah s.a.w. maka ia
pun memberi salam:
"Assalaamu alaikum yaa
ahia baitin nubuwwati wa
ma danir risaalati a
adkhulu?" ["Mudah-
mudahan keselamatan
tetap untuk kamu semua
sekalian, wahai penghuni
rumah nabi dan sumber
risaalah, bolehkan saya
masuk?"]
Apabila Fatimah
mendengar orang
memberi salam maka ia-
pun berkata; "Wahai
hamba Allah, Rasulullah
s.a.w. sedang sibuk sebab
sakitnya yang semakin
berat." Kemudian
malaikat lzrail berkata
lagi seperti
dipermulaannya, dan kali
ini seruan malaikat itu
telah didengar oleh
Rasulullah s.a.w. dan
Rasulullah s.a.w.
bertanya kepada Falimah
r.a.: "Wahai Fatimah,
siapakah di depan pintu
itu."
Maka Fatimah r.a. pun
berkata: "Ya Rasulullah,
ada seorang Arab badwi
memanggilmu, dan aku
telah katakan kepadanya
bahwa anda sedang sibuk
sebab sakit, sebaliknya
dia memandang saya
dengan tajam sehingga
saya merasa mcnggigil
badan saya."> Kemudian
Rasulullah s.a.w. berkata;
"Wahai Fatimah, tahukah
kamu siapakah orang
itu?." Jawab Fatimah;
"Tidak ayah." "Dia adalah
malaikat lzrail, malaikat
yang akan memutuskan
segala macam nafsu
syahwat yang
memisahkan
perkumpulan-
perkumpulan dan yang
memusnahkan semua
rumah serta meramaikan
kubur."
Fatimah r.a. tidak dapat
menahan air matanya
lagi setelah mengetahui
bahwa saat perpisahan
dengan ayahandanya
akan berakhir, dia
menangis sepuas-
puasnya. Saat Rasulullah
s.a.w. mendengar
tangisan Falimah r.a.
maka beliau pun berkata:
"Janganlah kamu
menangis wahai Fatimah,
engkaulah orang yang
pertama dalam
keluargaku akan bertemu
dengan aku."
Kemudian Rasulullah
s.a.w. pun menjemput
malaikat lzrail masuk.
Maka malaikat lzrail pun
masuk dengan mengucap:
"Assalamuaalaikum ya
Rasulullah." Lalu
Rasulullah s.a.w.
menjawab: "Wa alaikas
saalamu, wahai lzrail
engkau datang
menziarahi aku atau
untuk mencabut rohku?"
Maka berkata malaikat
lzrail: "Kedatangan saya
adalah untuk
menziarahimu dan untuk
mencabut rohmu, itupun
kalau kamu izinkan, kalau
kamu tidak izinkan maka
aku akan kembali."
Berkata Rasulullah s.a.w.:
"Wahai lzrail, di manakah
kamu tinggalkan Jibril?"
Berkata lzrail: "Saya
tinggalkan Jibril di langit
dunia, semua para
malaikat sedang
memuliakan dia." Tidak
beberapa saat kemudian
Jibril a.s. pun turun dan
duduk dekat kepala
Rasulullah s.a.w.
Saat Rasulullah s.a.w.
melihat kedatangan Jibril
a.s. maka Rasulullah
s.a.w. pun berkata:
"Wahai Jibril, tahukah
kamu bahwa ajalku sudah
dekat" Berkata Jibril a.s.:
"Ya aku memang tahu."
Rasulullah s.a.w.
bertanya lagi: "Wahai
Jibril, beritahu kepadaku
kemuliaan yang
menggembirakan aku di
sisi Allah s.w.t." Berkata
Jibril a.s.: "Sesungguhnya
semua pintu langit telah
dibuka, para malaikat
bersusun rapi menanti
rohmu di langit. Kesemua
pintu-pintu syurga telah
dibuka, dan kesemua
para bidadari sudah
berhias menanti
kehadiran rohmu."
Berkata Rasulullah s.a.w.:
"Alhamdulillah, sekarang
kamu katakan pula
tentang umatku di hari
kiamat nanti." Berkata
Jibril a.s.: "Allah s.w.t.
telah berfirman yang
bermaksud:
"Sesungguhnya aku telah
melarang semua para
nabi masuk ke dalam
syurga sebelum engkau
masuk terlebih dahulu,
dan aku juga melarang
semua umat memasuki
syurga sebelum umatmu
memasuki syurga."
Berkata Rasulullah s.a.w.:
"Sekarang aku telah puas
hati dan telah hilang rasa
susahku." Kemudian
Rasulullah s.a.w. berkata:
"Wahai lzrail, dekatlah
kamu kepadaku." Selelah
itu Malaikat lzrail pun
memulakan tugasnya,
apabila roh nya sampai
pada pusat, maka
Rasulullah s.a.w. pun
berkata: "Wahai Jibril,
alangkah dahsyatnya rasa
mati." Jibril a.s.
mengalihkan pandangan
dari Rasulullah s.a.w.
apabila mendengar kata-
kata beliau itu.
Melihatkan telatah Jibril
a.s. itu maka Rasulullah
s.a.w. pun berkata:
"Wahai Jibril, apakah
kamu tidak suka melihat
wajahku?" Jibril a.s.
berkata: "Wahai kekasih
Allah, siapakah orang
yang sanggup melihat
wajahmu dikala kamu
dalam sakaratul maut?"
Anas bin Malik r.a.
berkata: "Saat roh
Rasulullah s.a.w. telah
sampai di dada beliau
telah bersabda: "Aku
wasiatkan kepada kamu
agar kamu semua
menjaga shalat dan apa-
apa yang telah
diperintahkan ke
atasmu."
Ali r.a. berkata:
"Sesungguhnya Rasulullah
s.a.w. ketika menjelang
saat-saat terakhir, telah
mengerakkan kedua bibir
beliau sebanyak dua kali,
dan saya meletakkan
telinga, saya dengan
Rasulullah s.a.w. berkata:
"Umatku, umatku." Telah
bersabda Rasulullah
s.a.w. bahwa: "Malaikat
Jibril a.s. telah berkata
kepadaku; "Wahai
Muhammad,
sesungguhnya Allah s.w.t.
telah menciptakan
sebuah laut di belakang
gunung Qaf, dan di laut
itu terdapat ikan yang
selalu membaca selawat
untukmu, kalau sesiapa
yang mengambil seekor
ikan dari laut tersebut
maka akan lumpuhlah
kedua belah tangannya
dan ikan tersebut akan
menjadi batu."

Kamis, 23 Desember 2010

KENAPA NABI MUHAMMAD TIDAK BOLEH DI GAMBAR/FOTO.??

“ Sesungguhnya orang
yang paling berat
siksanya nanti pada hari
kiamat ialah orang-orang
yang
menggambar ” (Riwayat
Muslim)
“Singkirkanlah gorden itu
dariku karena gambar-
gambarnya selalu tampak
dalam shalatku ” (Riwayat
Bukhari)
hukum mengenai gambar
dan yang menggambar
sebagai berikut :
1. Jenis gambar yang
sangat di haramkan
adalah gambar yang
disembah selain Allah,
seperti Isa al-Masih
dalam agama Kristen.
Gambar seperti ini dapat
membuat pelukisnya
kufur kalau dia lakukan
itu dengan penuh
pengetahuan dan
kesengajaan. Begitu juga
dengan pembuat patung,
dosanya akan sangat
besar apabila
dimaksudkan untuk
diagung-agungkan
dengan cara apapun.
Termasuk juga terlibat
dalam dosa, orang-orang
yang bersekutu dalam hal
tersebut.
2. Termasuk juga berdosa
orang yang melukis
sesuatu yang tidak
disembah, tatapi bertujua
untuk meandingi ciptaan
Allah. Yakni dia
beranggapan dapat
membuat model baru dan
membuat seperti
pembuatan Allah. Hal ini
dapat membuat kufur,
hal ini, tergantung pada
niat pelukisnya sendiri.
3. Di bawah lagi termasuk
patung-patung yang tidak
disembah, tapi untuk
diagung-agungkan,
seperti patung raja-raja,
kepala Negara, atau para
pemimpin yang dianggap
keabadian mereka itu
dengan didirikan
monument-monumen
yang dibangun
dilapangan-lapangan dan
sebagainya. Dosanya
sama saja, baik patung
itu setengah badan atau
sebadan penuh.
4. Di bawahnya lagi
patung binatang-
binatang dengan tidak
ada maksud untuk
disucikan atau diagung-
agungkan, dikecualikan
patung mainan anak-
anak dan yang terbuat
dari bahan makanan
seperti manisan dan
sebagainya.
5. Selanjutnya, ialah di
papan yang oleh
pelukisnya atau
pemiliknya sengaja
diagung-angungkan
seperti gambar para
penguasa, dan pemimpin,
lebih-lebih kalau gambar
itu dipancangkan atau
digantung. Lebih kuat
lagi haramnya apabila
yang digambar itu orang
zalim, ahli fasik dan
golongan anti Tuhan.
Mengagungkan mereka
ini berarti meruntuhkan
Islam.
6. Di bawah itu ialah
gambar binatang yang
tidak bermaksud untuk
diagung-agungkan ,
tetapi dianggap sebagai
suatu pemborosan,
misalnya, gambar di
dinding dan sebagainya.
Ini hanya termasuk yang
dimakruhkan.
7. Adapun gambar
pemandangan, misalnya,
pepohonan, kurma,
lautan, perahu, gunung,
dan sebagainya, tidak
ada dosa sama sekali baik
si pelukis atau yang
menyimpannya, selama
gambar tersebut tidak
menjauhkan pemilik nya
dari ibadah dan
pemborosan. Kalau
sampai demikian, maka
hukumnya makruh.
8. Adapun fotografi pada
prinsipnya mubah, selama
tidak mengandung objec
yang diharamkan, seperti
disucikan oleh
permiliknya secara
keagamaan atau
disanjung-sanjung secara
keduniaan. Lebih-lebuh
kalau yang disanjung itu
orang-orang fasik,
misalnya golongan
penyembah berhala,
komunis, dan seniman-
seniman yang telah
menyimpang.
9. Terakhir, apabila
patung dan gambar yang
diharamkan itu
bentuknya telah diubah
dan direndahkan (dalam
bentuk gambar), maka
dapat pindah dari
lingkungan haram
menjadi halal. Seperti
gambar-gambar di lantai
yang bias diinjak-injak
oleh kaki dan sandal.
apalgi menggambar/
melukis rosululoh. ya
jelas haram karna
menggambar saja
haram.wallohu'alam
11 Oktober jam 8:45 · Suka · Hapus
Tanya Jawab Masalah
Islam Dari Abu Hurairah
Radiyallahu ‘anhu, ia
berkata : “Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi
wasalam bersabda :
ALLAH Ta ’ala berfirman :
Dan siapakah yang lebih
dzalim dari mereka yang
akan membuat satu
ciptaan seperti ciptaan-
Ku, maka hendaknya
mereka menciptakan
satu dzarrah, atau biji,
atau gandum. ” (Dalam
Shahihain, lafadz Riwayat
Muslim).
Dari Ibnu Mas’ud
Radiyallahu ‘anhu, ia
berkata : Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi
wasalam bersabda :
“ Sesungguhnya manusia
yang paling keras disiksa
di hari Kiamat adalah
para tukang gambar
(mereka yang meniru
ciptaan Allah )”.
(Shahihain – yakni dalam
dua kitab Shahih Bukhari
dan Muslim atau biasa
disebut muttafaqun
‘ alaihi, red)
Dari Ibnu Umar
Radiyallahu ‘anhu
berkata : Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi
wasalam bersabda :
“ Sesungguhnya orang
yang membuat gambar-
gambar ini akan disiksa
hari kiamat, dan
dikatakan kepada
mereka, ‘Hidupkanlah
apa yang telah kalian
buat !’”. (Dalam
Shahihain, lafadz
Bukhari).
Dari Abu Juhaifah
Radiyallahu ‘anhu :
“Bahwasanya Nabi
Shallallahu ‘alaihi
wasalam telah melarang
dari (memakan) hasil
(jual beli) darah, anjing,
usaha pelacuran, dan
(beliau) telah melaknat
pemakan riba, yang
menyerahkannya,
pembuat tato (gambar
tubuh), yang meminta
ditato serta tukang
gambar. ” (HR Bukhari).
Dari Ibnu Abbas
Radiyallahu ‘anhu : Saya
mendengar Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi
wasalam bersabda :
“ Siapa yang membuat
satu gambar di dunia, dia
dibebani (disuruh) untuk
meniupkan ruh pada
gambar itu dan ia bukan
peniupnya (tidak akan
mampu meniup ruh untuk
menghidupkan gambar
tsb, red )”. (Muttafaqun
‘alaihi).
11 Oktober jam 8:53 · Suka · Hapus
Missy Elle maaf p'ustad
saya msh bimbang soal
foto..
mengenai foto yg kita
cetak ukuran besar
kemudian kita pajang apa
itu boleh p'ustad??mohon
p'cerahan'y..
soal'y saya pny
gantungan foto
pernikahan bersama
suami dikamar..
terima kasih..wassalam
wr wr..
11 Oktober jam 9:03 · Suka · Hapus
Denz Imannizer Lpiazon
mav, klo boleh ikut
b'tanya,, msal'y kita
m'gambar sstu, tp tdk ad
mksd ap2,, it bgmn
hukum'y pak ustad??
11 Oktober jam 14:11 · Suka · Hapus
Tanya Jawab Masalah
Islam Terkait dengan
masalah menggambar
makhluk, para ulama
sepakat bahwa
menggambar makhluk
yang tidak bernyawa
tidaklah dilarang. Adapun
terkait dengan makhluk
yang bernyawa, maka
mereka berbeda
pendapat. Dalam hal ini
ada sebuah hadis yang
berbunyi,
"Sesungguhnya orang
yang paling berat
siksaannya nanti di hari
kiamat ialah orang-orang
yang
menggambar." (Riwayat
Muslim)
"Sesungguhnya orang
yang paling berat
siksaannya ialah orang-
orang yang menandingi
ciptaan Allah." (Riwayat
Muslim)
Dari kedua hadis di atas
dan dari sejumlah hadis
lainnya para ulama
mengambil kesimpulan
bahwa menggambar
makhluk bernyawa untuk
disembah, disucikan, dan
untuk menandingi
ciptaan Allah adalah
terlarang. Sementara jika
untuk yang lainnya
diperbolehkan.
Dasar daripada pendapat
ini adalah hadis sahih,
antara lain:
"Dari Bisir bin Said dari
Zaid bin Khalid dari Abu
Talhah sahabat Nabi,
bahwa Rasulullah s.a.w.
Bersabda: "Sesungguhnya
Malaikat tidak akan
masuk rumah yang di
dalamnya ada
gambar." (Riwayat
Muslim) Bisir berkata:
Sesudah itu Zaid
mengadukan. Kemudian
kami jenguk dia, tiba-tiba
di pintu rumah Zaid ada
gambarnya. Lantas aku
bertanya kepada
Ubaidillah al-Khaulani
anak tiri Maimunah isteri
Nabi: Apakah Zaid belum
pernah memberitahumu
tentang gambar pada
hari pertama? Kemudian
Ubaidillah berkata:
Apakah kamu tidak
pernah mendengar dia
ketika ia berkata:
"Kecuali gambar di
pakaian."
Tarmizi meriwayatkan
dengan sanadnya dari
Utbah, bahwa dia pernah
masuk di rumah Abu
Talhah al-Ansari untuk
menjenguknya, tiba-tiba
di situ ada Sahal bin
Hanif. Kemudian Abu
Talhah menyuruh orang
supaya mencabut seprei
yang di bawahnya
(karena ada gambarnya).
Sahal lantas bertanya
kepada Abu Talhah:
Mengapa kau cabut dia?
Abu Talhah menjawab:
Karena ada gambarnya,
dimana hal tersebut telah
dikatakan oleh Nabi yang
barangkali engkau telah
mengetahuinya. Sahal
kemudian bertanya lagi:
Apakah beliau (Nabi)
tidak pernah berkata:
"Kecuali gambar yang
ada di pakaian?" Abu
Talhah kemudian
menjawab: Betul! Tetapi
itu lebih menyenangkan
hatiku." (Kata Tarmizi:
hadis ini hasan sahih)
Betul di situ ada
beberapa hadis sahih
yang menerangkan
bahwa Nabi
menampakkan ketidak-
sukaannya, tetapi itu
sekedar makruh saja.
Karena di situ ada unsur-
unsur menyerupai orang-
orang yang bermewah-
mewah dan penggemar
barang-barang rendahan.
Selanjutnya terkait
dengan foto ia berbeda
dengan lukisan atau
gambar biasa. Foto
semacam ini juga tidak
terdapat pada masa
Rasulullah sehingga
menimbulkan pebedaan
pendapat.
Pendapat yang paling
kuat adalah pendapat
Syaikh Muhammad Bakhit
yang mengatakan bahwa
foto yang diambil lewat
penyimpanan bayangan
lewat alat fotografi tidak
termasuk yang dilarang.
Sebab, yang dilarang
adalah menciptakan
bentuk yang tidak ada
sebelumnya yang dengan
itu ia menyerupai
makhluk hidup ciptaan
Allah.
Memang ada pendapat
sebagian ulama yang
melarang semua gambar
secara mutlak. Namun
demikian, mereka tetap
membolehkan jika untuk
keperluan tertentu dan
mendesak seperti untuk
ijazah, paspor, ktp, dan
sebagainya.
Dengan demikian, dapat
disimpulkan hukum foto
(fotografi) pada dasarnya
mubah (boleh), apalagi
jika untuk keperluan
yang sangat penting.
Syaratnya: tidak
menampakkan aurat
yang bisa dilihat oleh
selain mahram, tidak
menilmbulkan fitnah,
tidak untuk dikultuskan,
dan tidak berlebihan
(dengan menjadi simbol
kemewahan dsb).
wallohu'alam

Selasa, 21 Desember 2010

STATUS AGAMA ORANG TUA NABI APA.??

Didalam sebuah hadits
yang diriwayatkan dari
Anas bahwa seseorang
telah bertanya kepada
Rasulullah saw, ”Wahai
Rasulullah dimanakah
ayahku? Beliau saw
menjawab, ’di neraka.’
Ketika orang itu berlalu
maka (Rasul)
memanggilnya dan
mengatakan, ’Sesungguhnya
ayahku dan ayahmu di
neraka. ” (HR. Muslim)
Didalam hadits lain yang
juga diriwayatkan oleh
Muslim dari Abu Hurairoh
bahwasanya Rasulullah
saw bersabda, ”Aku
meminta izin kepada
Tuhanku untuk memohon
ampun buat ibuku maka
Dia tidak mengizinkanku
dan aku meminta izin
untuk menziarahi
kuburnya maka dia
mengizinkanku. ”
Syeikh Athiyah Saqar
mengatakan bahwa para
ulama telah
membicarakan tentang
kedua orang tua Nabi
saw dan mereka berdua
telah meninggal sebelum
diutusnya Nabi saw
menjadi seorang Rasul
saw. Sekelompok ulama
mengatakan bahwa
mereka berdua selamat
(dari neraka) seperti
halnya orang-orang ahli
fatroh--orang-orang yang
hidup setelah masa nabi
Isa as hingga diutusnya
Nabi Muhammad saw,
pen—sebagaimana
firman-Nya :
اَمَو اَّنُك يِبِّذَعُمَن
ىَّتَح َثَعْبَن ًالوُسَر
Artinya : “Dan Kami tidak
akan meng'azab sebelum
Kami mengutus seorang
rasul. ” (QS. Al Isra : 15)
Sementara para ulama
yang lain mengatakan
bahwa mereka berdua
bukanlah orang-orang
yang beriman. Mereka
berdalil dengan hadits
Abu Hurairoh diatas yang
dikuatkan oleh firman
Allah swt ;
Artinya : “Tiadalah
sepatutnya bagi nabi dan
orang-orang yang
beriman memintakan
ampun (kepada Allah)
bagi orang-orang
musyrik, walaupun orang-
orang musyrik itu adalah
kaum kerabat (nya),
sesudah jelas bagi
mereka, bahwasanya
orang-orang musyrik itu
adalah penghuni neraka
jahanam.” (QS. Al Isra :
113)
Kelompok pertama
memberikan jawaban
kepada mereka dengan
mengatakan bahwa tidak
adanya izin dari Allah
untuk memohon ampunan
bukanlah dalil terhadap
kekufuran sebagaimana
Nabi saw tidak
menshalatkan seorang
meninggal yang memiliki
utang padahal ia
bukanlah orang kafir dan
tidak dibolehkannya
memohon ampunan bagi
orang-orang musyrikin
setelah jelas bahwa
mereka adalah para
penghuni neraka jahanam
dan hal itu setelah
datang kepada mereka
da ’wah islam. Adapun
kedua orang tua
Rasulullah saw tidaklah
sampai kepada mereka
berdua da ’wah islam
dikarenakan mereka
meninggal sebelum
diutusnya Nabi saw
sebagai Rasul. (Fatawa al
Azhar juz VIII hal 237)
Terhadap hadits Abu
Hurairoh diatas, Imam
Nawawi mengatakan
bahwa hadits itu
menjelaskan tentang
larangan memohon
ampunan buat orang-
orang kafir. (Shahih
Muslim bi Syarhin
Nawawi juz V hal 64)
Al ‘Alamah Abu Thoyib al
Abadi mengatakan bahwa
makna “maka Dia tidak
mengizinkanku”
dikarenakan dia (ibunya
saw) masih kafir dan
memohon ampunan buat
orang-orang kafir
tidaklah diperbolehkan.
(Aunul Ma ’bud juz IX hal
39 – 40)
Adapun pendapat orang-
orang yang mengatakan
telah disebutkan didalam
sebuah hadits bahwa
Allah swt telah
menghidupkan kedua
orang tua Rasulullah
sehingga mereka berdua
masuk islam melalui
tangannya kemudian
keduanya meninggal
setelah itu ?
Maka Syeikhul Islam Ibnu
Taimiyah mengatakan
bahwa hal itu tidak
pernah diriwayatkan oleh
seorang ahli hadits pun
bahkan para ahli ma ’rifah
telah bersepakat bahwa
itu adalah dusta dan
bualan belaka. Walaupun
Abu Bakar al Khatib telah
meriwayatkan hal itu
didalam kitabnya “as
Sabiq wal Lahi” dan
disebutkan oleh Abul
Qasim as Suhailiy didalam
“ Syarhu as Siroh” dengan
sanad yang didalamnya
banyak orang-orang yang
tidak dikenal dan juga
telah disebutkan oleh
Abu Abdillah al Qurthubi
didalam “at Tadzkiroh”
dan tempat-tempat
lainnya maka tidaklah
ada perselisihan antara
ahli ma ’rifah bahwa
perkataan itu adalah
hadits palsu yang paling
nyata kebohongannya
sebagaimana dinyatakan
oleh ahli ilmu bahwa
perkataan itu tidak
terdapat didalam buku-
buku yang menjadi
rujukan didalam hadits,
tidak didalam as Shahih,
as Sunan dan tidak
didalam musnad dan
lainnya dari buku-buku
hadits yang dikenal serta
tidak juga disebutkan
oleh para penulis buku
peperangan dan tafsir
walau terkadang mereka
meriwayatkan hadits-
hadits lemah bersamaan
dengan hadits-hadits
shahih. Karena
kebohongan hal itu
tidaklah tersembuyi bagi
pada ahli agama.
Seandainya yang seperti
itu terjadi … maka
sesungguhnya hal itu
adalah perkara yang luar
biasa dilihat dari dua sisi :
dari sisi menghidupkan
orang yang telah
meninggal dan dari sisi
beriman setelah
meninggal.
Kemudian Syeikhul Islam
mengatakan bahwa hal
itu bertentangan dengan
al Qur ’an, sunnah yang
shahih dan ijma. Firman
Allah swt :
اَمَّنِإ ةَبْوَّتلاُ ىَلَع
ِهّللا َنيِذَّلِل
نوُلَمْعَيَ َءَوُّسلا
ةَلاَهَجِبٍ َّمُث
َنوُبوُتَي نِم ٍبيِرَق
ِئَلْوُأَفَك ُبوُتَي
ُهّللا ْمِهْيَلَع َناَكَو
ُهّللا ًاميِلَع
ًاميِكَح ﴿١٧﴾
ِتَسْيَلَو ةَبْوَّتلا
ُ َنيِذَّلِل نوُلَمْعَي
َ َئِّيَّسلاِتا ىَّتَح
اَذِإ َرَضَح ُمُهَدَحَأ
ُتْوَمْلا َلاَق يِّنِإ
ُتْبُت َنآلا َالَو
َنيِذَّلا َنوُتوُمَي ْمُهَو
ٌراَّفُك َكِئَلْوُأ
َنْدَتْعَأا ْمُهَل اًباَذَع
اًميِلَأ ﴿١٨ ﴾
ِArtinya : “Sesungguhnya
taubat di sisi Allah
hanyalah taubat bagi
orang-orang yang
mengerjakan kejahatan
lantaran kejahilan, yang
kemudian mereka
bertaubat dengan segera,
Maka mereka itulah yang
diterima Allah taubatnya;
dan Allah Maha
mengetahui lagi Maha
Bijaksana. Dan tidaklah
taubat itu diterima Allah
dari orang-orang yang
mengerjakan kejahatan
(yang) hingga apabila
datang ajal kepada
seseorang di antara
mereka, (barulah) ia
mengatakan :
"Sesungguhnya saya
bertaubat sekarang". dan
tidak (pula diterima
taubat) orang-orang yang
mati sedang mereka di
dalam kekafiran. bagi
orang-orang itu telah
kami sediakan siksa yang
pedih. ” (QS. An Nisaa : 17
– 18)
Maka Allah swt
menjelaskan bahwa tidak
ada taubat bagi orang
yang meninggal dalam
keadaan kafir.
Artinya ; “Maka tatkala
mereka melihat azab
kami, mereka berkata:
"Kami beriman hanya
kepada Allah saja, dan
kami kafir kepada
sembahan-sembahan
yang telah kami
persekutukan dengan
Allah". Maka iman
mereka tiada berguna
bagi mereka tatkala
mereka telah melihat
siksa kami. Itulah sunnah
Allah yang telah berlaku
terhadap hamba-hamba-
Nya. dan di waktu itu
binasalah orang-orang
kafir. ” (QS. Al Mukmin :
84 – 85)
Allah swt telah
memberitahu bahwa
sunnah-Nya terhadap
hamba-hamba-Nya
adalah tidak
bermanfaatnya keimanan
setelah melihat siksaan,
lantas bagaimana setelah
kematian? Dan nash-nash
lain yang sejenis.
Didalam shahih Muslim
disebutkan, ”Bahwa
seorang laki-laki
bertanya kepada Nabi
saw, ”Dimana ayahku?’
Beliau saw
bersabda, ’Sesungguhnya
ayahmu didalam neraka.’
Dan tatkala orang itu
berpaling maka Nabi saw
memanggilnya dan
bersabda, ’Sesungguhnya
ayahmu dan ayahku
berada di neraka. ”
Didalam shahih Muslim,
bahwa Nabi saw
bersabda, ”Aku meminta
izin Tuhanku untuk
menziyarahi kubur ibuku
maka Dia mengizinkanku
dan aku meminta izin
untuk memohon ampun
buatnya maka Dia tidak
mengizinkanku. Maka
berziarahlah kalian
sesungguhnya hal itu
mengingatkan (kalian)
akan akherat. ”. Didalam
Musnad dan yang lainnya
beliau saw
bersabda, ”Sesungguhnya
ibuku dan ibumu di
neraka. ’ (Majmu’ al
Fatawa juz IV hal 325 –
326)
Wallahu A’lam

Kamis, 09 Desember 2010

bag.II KENAPA NABI MUSA MENDATANGI FIR'AUN.??

Musa
mempertunjukkan
dua mukjizat kepada
Firaun
Menjawab tentangan
Firaun yang
menuntut bukti atas
kebenarannya Musa
dengan serta-merta
meletakkan tongkat
mukjizatnya di atas
yang segera
menjelma menjadi
seekor ular besar
yang melata
menghala ke Firaun.
Karena ketakutan
melompat lari dari
singgahsananya
melarikan diri seraya
berseru kepada
Musa: " Hai Musa
demi asuhanku
kepadamu selama
delapan belas tahun
panggillah kembali
ularmu itu."
Kemudian
dipeganglah ular itu
oleh Musa dan
kembali menjadi
tongkat biasa.
Berkata Firaun
kepada Musa setelah
hilang dari rasa
heran dan takutnya:
"Adakah bukti yang
dapat engkau
tunjukkan
kepadaku?"
"Ya, lihatlah." Musa
menjawab serta
memasukkan
tangannya ke dalam
saku bajunya.
Kemudian tatkala
tangannya
dikeluarkan dari
sakunya, bersinarlah
tangan Musa itu
menyilaukan mata
Firaun itu dan orang-
orang yang sedang
berada
disekelilingnya.
Firaun sebagai raja
yang menyatakan
dirinya sebagai tuhan
tentu tidak akan
mudah begitu saja
menyerah kepada
Musa bekas anak
pungutnya walaupun
kepadanya telah
diperlihatkan dun
mukjizat. Ia bahkan
berkata kepada
kaumnya yang ia
khuatir akan
terpengaruh oleh
kedua mukjizat Musa
itu bahwa itu
semuanya adalah
perbuatan sihir dan
bahwa Musa dan
Harun adalah ahli
sihir yang mahir yang
datang dengan
maksud menguasai
Mesir dan para
penduduknya akan
kekuatan dengan
sihirnya itu.
Firaun dianjurkan
oleh penasihatnya
yang dikepalai oleh
Haman agar
mematahkan sihir
Musa dan Harun itu
dengan
mengumpulkan ahli-
ahli sihir yang
terkenal dari seluruh
daerah kerajaan
untuk bertanding
melawan Musa dan
Harun. Anjuran mana
disetujui oleh Firaun
yang merasa itu
adalah fikiran yang
tepat dan jalan yang
terbaik untuk
melumpuhkan kedua
mukjizat Allah yang
oleh mereka
dianggapnya sebagai
sihir. Anjuran itu lalu
ditawarkan kepada
Musa yang seketika
tanpa ragu-ragu
sedikit pun
menerima tentangan
Firaun untuk beradu
dan bertanding
melawan ahli-ahli
sihir. Musa
berkeyakinan penuh
bahwa dengan
perlindung Allah ia
akan keluar sebagai
pemenang dalam
pertarungan itu,
pertandingan antara
perbuatan sihir yang
diilham oleh syaitan
melawan mukjizat
yang dikurniakan
oleh Allah.
Pada suatu hari raya
kerajaan telah
bersetuju untuk
mengadakan hari
pertandingan sihir
maka berduyun-
duyunlah penduduk
kota menuju ke
tempat yang telah
ditentukan untuk
menyaksikan
perlumbaan
kepandaian menyihir
yang buat pertama
kalinya diadakan di
kota Mesir. Juga
sudah berada di
tempat ahli-ahli
sihhir yang terpandai
yang telah
dikumpulkan dari
seluruh wilayah
kerajaan masing-
masing membawa
tongkat , tali dan
lain-lain alat sihirnya.
Mrk cukup
bersemangat dan
akan berusaha
sepenuh kepandaian
mrk untuk
memenangi
pertandingan. Mrk
telah memperolhi
janji dari Firaun akan
diberi hadiah dan
wang dalam jumlah
yang besar bila
berhasil
mengalahkan Musa
dengan mematahkan
daya sihirnya.
Setelah segala
sesuatu selesai
disiapkan dan
masing-masing
pembesar negeri
sudah mengambil
tempatnya
mengelilingi raja
Firaun yang telah
duduk di atas kursi
singgahsananya
maka dinyatakanlah
pertandingan
dimulai. Kemudian
atas persetujuan
Musa dipersilakan
para lawannya
beraksi lebih dahulu
mempertujukan
kepandai sihirnya.
Segeralah ahli-ahli
sihir Firaun
menujukan aksinya
melemparkan
tongkat dan tali-
temali mrk ke
tengah-tengah
lapangan . Musa
merasa takut ketika
terbayang
kepadanya bahwa
tongkat-tongkat dan
tali-tali itu seakan-
akan ular-ular yang
merayap cepat.
Namun Allah tidak
mebiarkan hamba
utusan-Nya berkecil
hati menghadapi
tipu-daya orang-
orang kafir itu. Allah
berfirman kepada
Musa disaat ia
merasa cemas itu:
"Janganlah engkau
merasa takut dan
cemas hai Musa!
engkau adalah yang
lebih unggul dan
akan menang dalam
pertandingan ini.
Lemparkanlah yang
ada ditanganmu
segera."
Para ahli-ahli sihir
yang pandai dalam
bidangnya itu
tercengang ketika
melihat ular besar
yang menjelma dari
tongkat Nabi Musa
dan menelan ular-
ular dan segala apa
yang
terbayangsebagai
hasil tipu sihir mrk.
Mrk segera
menyerah kalah
bertunduk dan
bersujud {kepada
Allah} dihadapan
Musa seraya
berkata: "Itu
bukanlah perbuatan
sihir yang kami kenal
yang diilhamkan oleh
syaitan tetapi
sesuatu yang
digerakkan oleh
kekuatan ghaib yang
mengatakan
kebenaran kata-kata
Musa dan Harun
maka tidak ada
alasan bagi kami
untuk tidak
mempercayai risalah
mereka dn beriman
kepada Tuhan
mereka sesudah apa
yang kami lihat dan
saksikan dengan
mata kepala kami
sendiri."
Firaun raja yang
congkak dan
sombong yang
menuntut
persembahan dari
rakyatnya sebagai
tuhan segera
membelalakkan
matanya tanda
marah dan jengkel
melihat ahli-ahli
sihirnya begitu cepat
menyerah kalah
kepada Musa bahkan
menyatakan beriman
kepada Tuhannya
dan kepada
kenabiannya serta
menjadi pengikut-
pengikutnya.
Tindakan mereka itu
dianggapnya sebagai
pelanggaran
terhadap
kekuasaannya,
penentangan
terhadap
ketuhanannya dan
merupakan suatu
tamparan bagi
kewibawaan serta
prestasinya. Ia
berkata kepada mrk:
"Adakah kamu berani
beriman kepada
Musa dan menyerah
kepada
keputusannya
sebelum aku izinkan
kepada kamu?"
Bukankah ini suatu
persekongkolan drp
kamu terhadapku?
Musa dpt mengalah
kamu sebab ia
mungkin guru dan
pembesar yang telah
mengajarkan seni
sihir kepadamu dan
kamu telah
mengatur bersama-
samanya tindakan
yang kamu
sandiwarakan di
depanku hari ini. Aku
tidak akan tinggal
diam menghadapi
tindakan khianatmu
ini. Akanku potong
tangan-tangan dan
kaki-kakimu serta
akanku salibkan
kamu semua pada
pangkal pohon
kurma sebagai
hukuman dan
balasan bagi
tindakan khianatmu
ini."
Ancaman Firaun itu
disambut mrk
dengan sikap dingin
dan acuh tak acuh.
Karena Allah telah
membuka mata hati
mereka dengan
cahaya iman
sehingga tidak akan
terpengaruh dengan
kata-kata kebathilan
yang menyesatkan
atau ancaman Firaun
yang menakutkan.
Mrk sebagai-orang-
orang yang ahli
dalam ilmu dan seni
sihir dpt
membedakan yang
mana satu sihir dan
yang mana bukan.
Maka sekali mrk
diyakinkan dengan
mukjizat Nabi Musa
yang membuktikan
kebenaran
kenabiannya tidaklah
keyakinan itu akan
dpt digoyahkan oleh
ancaman apa pun.
Berkata mereka
kepada Firaun
menanggapi
ancamannya: "Kami
telah memdpat
bukti-bukti yang
nyata dan kami tidak
akan mengabaikan
kenyataan itu
sekadar memenuhi
kehendak dan
keinginanmu. Kami
akan berjalan terus
megikut jejak dan
tuntutan Musa dan
Harun sebagai
pesuruh oleh yang
benar. Maka terserah
kepadamu untuk
memutuskan apa
yang engkau hendak
putuskan terhadap
diri kami. Keputusan
kamu hanya berlaku
di dunia ini sedang
kami mengharapkan
pahala Allah di
akhirat yang kekal
dan abadi."
31 Oktober jam 7:56 ·
Suka
Tanya Jawab
Masalah Islam Firaun
tetap keras kepala
dan semakin bingung
Nabi Musa yang telah
mengalahkan ahli-
ahli sihir dengan
kedua mukjizatnya
makin meluas
pengaruhnya, sedan
Firaun dengan
kekalahan ahli
sihirnya merasa
kewibawaannya
merosot dan
kehormatannya
menurun. ia khuatir
jika gerakan Musa
tidak segera
dipatahkan akan
mengancam
keselamatan
kerajaannya serta
kekekalan
mahkotanya. Para
penasihat dan
pembantu-pembantu
terdekatnya tidak
berusaha
menghilangkan rasa
kecemasan dan
kekhuatirannya,
tetapi mereka
sebaliknya makin
membakar dadanya
dan makin
menakutu-
nakutinya. Mrk
berkata kepadanya:
"Apakah engkau
akan terus
membiarkan Musa
dan kaumnya
bergerak secara
bebas dan meracuni
rakyat dengan
amcam-macam
kepercayaan dan
ajaran-ajaran yang
menyimpang dari
apa yang telah kita
warisi dari nenek-
moyang kita?
Tidakkah engkau
sedar bahwa rakyat
kita makin lama
makin terpengaruh
oleh hasutan-
hasutan Musa.
sehingga lama-
kelamaan nescaya
kita dan tuhan-tuhan
kita akan
ditinggalkan oleh
rakyat kita dan pada
akhirnya akan
hancur binasalah
negara dan
kerajaanmu yang
megah ini."
Firaun menjawab:
"Apa yang kamu
huraikan itu sudah
menjadi perhatiku
sejak dikalahkannya
ahli-ahli sihir kita
oleh Musa. Dan
memang kalau kita
membiarkan Musa
terus melebarkan
sayapnya dan
meluaskan
pengaruhnya di
kalangan pengikut-
pengikutnya yang
makin lama makin
bertambah
jumlahnya, pasti
pada akhirnya akan
merusakkan adab
hidup masyarakat
negara kita serta
membawa
kehancuran dan
kebinasaan bagi
kerajaan kita yang
megah ini. karenanya
aku telah merancang
akan bertindak
terhadap Bani Israil
dengan membunuh
setiap orang lelaki
dan hanya wanita
sahaja akanku
biarkan hidup."
Rancangan jahat
firaun diterapkan
oleh pegawai dan
kaki tangan
kerajaannya. Aneka
ragam gangguan dan
macam-macam
tindakan kejam
ditimpakan atas Bani
Israil yang memang
menurut anggapan
masyarakat, mereka
itu adalah rakyat
kelas kambing dalam
kerajaan Firaun yang
zalim itu. Dengan
makin meningkatnya
kezaliman dan
penindasan yang
mereka terima dari
alat-alat kerajaan
Firaun, datanglah
Bani Israil kepada
Nabi Musa,
mengharapkan
pertolongan dan
perlindungannya.
Nabi Musa tidak dpt
berbuat byk pada
masa itu bagi Bani
Israil yang tertindas
dan teraniaya. Ia
hanya
menenteramkan hati
mereka, bahwa akan
tiba saatnya kelak,di
mana mrk akan
dibebaskan oleh Allah
dari segala
penderitaan yang
mrk alami.
Dianjurkan oleh Nabi
Musa agar mereka
bersabar dan
bertawakkal seraya
memohon kepada
Allah agar Allah
memberikan
pertolongan dan
perlindungan-Nya
karena Allah telah
menjanjikan akan
mewariskan bumi-
Nya kepada hamba-
hamba-Nya yang
soleh, sabar dan
bertakwa!
Firaun bertujuan
melemahkan
kedudukan Nabi
Musa dengan
tindakan kejamnya
terhadap Bani Israil
yang merupakan
kaumnya, bahkan
tulang belakang Nabi
Nusa. Akan tetapi
gerak dakwah Nabi
Musa tidak sedikit
pun terhambat oleh
tindakan Firaun itu.
Demikian pula tidak
seorang pun drp
pengikut-
pengikutnya yang
terpengaruh dengan
tindakan Firaun itu.
Sehingga tidak
menjadi luntur iman
dan keyakinan mrk
yang sudah bulat
terhadap risalah
Musa.
Karena sasaran yang
dituju dengan
tindakan kekejaman
yang tidak
berperikamanusiaan
itu tidak tercapai dan
tidak dpt menerima
dakwah Nabi Musa
dan para
pengikutnya, yang
dilhatnya bahkan
semakin
bersemangat
menyiarkan ajaran
iman dan tauhid,
maka Firaun tidak
mempunyai pilihan
selain harus
menyingkirkan orang
yang menjadi
pengikutnya, yaitu
dengan membunuh
Nabi Musa.
Firaun memanggil
para penasihat dan
pembesar-pembesar
kerajaannya untuk
bermesyuarat dan
merancang
pembunuhan Musa.
Di antara mereka
yang di undang itu
terdapat seorang
mukmin dari
Keluarga Firaun yang
merahsiakan
imannya.
Di tengah-tengah
perdebatan dan
perundingan yang
berlangsung dalam
pertemuan yang
diadakan oleh Firaun
untuk
membincangkan cara
pembunuhan Nabi
Musa itu, bangkitlah
berdiri mukmin itu
mengucapkan
pembelaannya
terhadap Nabi Musa
dan nasihat serta
tuntunan bagi
mereka yang hadir.
Ia berkata: "Apakah
kamu akan
membunuh
seseorang lelaki
yang tidak berdosa,
hanya berkata
bahwa Allah adalah
Tuhannya? Padahal
ia menyatakan iman
dan kepercayaannya
itu kepada kamu
bukan tanpa dalil dan
hujjah. Ia telah
mempertunjukkan
kepada kamu bukti-
bukti yang nyata
untuk menyakinkan
kamu akan
kebenaran
ajarannya. Jika
andainya dia seorang
pendusta, maka dia
sendirilah yang akan
menanggung dosa
akibat dustanya.
Namun jika ia adalah
benar dalam kata-
katanya, maka
nescaya akan
menimpa kepada
kamu bencana azab
yang telah dijanjikan
olehnya. Dan dalam
keadaan yang
demikian siapakah
yang akan menolong
kamu dari azab Allah
yang telah dijanjikan
itu?"
Firaun memotong
pidato orang mukmin
itu dengan berkata:
"Rancanganku harus
terlaksana dan Musa
harus dibunuh. Aku
tidak mengemukan
kepadamu melainkan
apa yang aku
pandang baik dan
aku tidak
menunjukkan
kepadamu melainkan
jalan yang benar,
jalan yang akan
menyelamatkan
kerajaan dan
negara."
Berucap orang
mukmin dari
keluarga Firaun itu
melanjutkan:
"Sesungguhnya aku
khuatir, jika kamu
tetap berkeras
kepala dan enggan
menempuh jalan
yang benar yang
dibawa oleh para
nabi-nabi, bahwa
kamu akan ditimpa
azab dan seksa yang
membinasakan ,
sebagaimana telah
dialami oleh kaum
Nuh, kaum Aad, kaum
Tsamud dan umat-
umat yang datang
sesudah mereka. Apa
yang telah dialami
oleh kaum-kaum itu
adalah akibat
kecongkakan dan
kesombongan
mereka karena Allah
tidak menghendaki
berbuat kezaliman
terhadap hamba-
hamba-Nya".
Mukmin itu
meneruskan
nasihatnya:"Wahai
kaumku!
Sesungguhnya aku
khuatir kamu akan
menerima seksa dan
azab Tuhan di hari
qiamat kelak, di
mana kamu akan
berpaling
kebelakang, tidak
seorang pun akan
dapat
menyelamatkan
kamu itu dari seksa
Allah. Hai kaum
ikutilah nasihatku,
aku hanya ingin
kebaikan bagimu dan
mengajak kamu ke
jalan yang benar.
Ketahuilah bahwa
kehidupan di dunia ini
hanya merupakan
kesenangan
sementara,
sedangkan
kesenangan dan
kebahagiaan yang
kekal adalah di
akhirat kelak."
Orang mukmin dari
keluarga Firaun itu
tidak dpt mengubah
sikap Firaun dan
pengikut-
pemgikutnya,
walaupun ia telah
berusaha dengan
menggunakan
kecekapan
berpidatonya dan
susunan kata-
katanya yang rapi,
lengkap dengan
contoh-contoh dari
sejarah umat-umat
yang terdahulu yang
telah dibinasakan
oleh Allah karena
perbuatan dan
pembangkangan
mereka sendiri.
Firaun dan pengikut-
pengikutnya bahkan
menganjurkan
kepada orang
mukmin itu, agar
meninggalkan
sikapnya yang
membela Musa dan
menyetujui
rancangan jahat
mereka. Ia dinasihat
untuk melepaskan
pendiriannya yang
pro Musa dan
mengabungkan diri
dalam barisan
mereka menentang
Musa dan segala
ajarannya. Ia
diancam dengan
dikenakan tindakan
kekerasan bila ia
tidak mahu
mengubah sikap pro
kepada Musa secara
suka rela.
Berkata orang
mukmin itu
menanggapi anjuran
Firaun: "Wahai
kaumku, sgt aneh
sekali sikap dan
pendirianmu, aku
berseru kepada
kamu untuk
kebaikan dan
keselamatanmu,
kamu berseru
kepadaku untuk
berkufur kepada
Allah dan
mempersekutukan-
Nya dengan apa yang
aku tidak ketahui,
sedang aku berseru
kepadamu untuk
beriman kepada
Allah, Tuhan YAng
Maha Esa, Maha
Perkasa, lagi Maha
Pengampun. Sudah
pasti dan tidak dapat
diragukan lagi,
bahwa apa yang
kamu serukan
kepadaku itu tidak
akan menolongku
dari murka dan seksa
Allah di dunia
mahupun di akhirat.
Dan sesungguhnya
kamu sekalian akan
kembali kepada Allah
yang akan memberi
pahala syurga bagi
orang-orang yang
soleh, bertakwa dan
beriman, sedang
orang-orang kafir
yang telah
melampaui batas
akan diberi ganjaran
dengan api neraka.
Hai kaumku
perhatikanlah
nasihat dan
peringatanku ini.
Kamu akan
menyedari
kebenaran kata-
kataku ini kelak bila
sudah tidak berguna
lagi orang menyesal
atau merasa susah
karena perbuatan
yang telah dilakukan.
Aku hanya
menyerahkan urusan
ku dan nasibku
kepada Allah. Dialah
Yang Maha
Mengetahui dan
Maha Melihat
perbuatan dan
kelakuan hamba-
hamba-Nya."
31 Oktober jam 7:56 ·
Suka
Tanya Jawab
Masalah Islam Firaun
menghina dan
mengejek Musa
Selain tindakan
kekerasan yang
ditimpakan ke atas
Bani Israil kaumnya
Nabi Musa, Firaun
melontarkan
penghinaan dan
kata-kata ejekan
terhadap Nabi Musa
dalam usahanya
memerangi dan
membendung
pengaruh Nabi Musa
yang semakin
beertambah
semenjak ia keluar
sebagai pemenang
dalam pertandingan
melawan tukang-
tukang sihir kaum
Firaun.
Berkata Firaun
kepada pembesar-
pembesar
kerajaannya:
"Biarkanlah aku
membunuh Musa dan
biarlah ia memohon
dari Tuhannya untuk
melindunginya. Aku
ingin tahu sampai
sejauh mana ia dapat
melepaskan diri dari
kekuasaanku dan
biarlah ia
membuktikan
kebenaran kata-
kata, bahwa
Tuhannya akan
melindunginya dari
segala tipu daya
musuh-musuhnya."
Dalam lain
kesempatan Firaun
berkata kepada
rakyatnya yang
sudah
diperhambakan
jiwanya, terbiasa
memuja-mujanya,
mengiakan kata-
katanya dan
mengaminkan segala
perintahnya: "Hai
rakyatku! Tidakkah
kamu melihat bahwa
aku memiliki
kerajaan Mesir yang
megah dan besar ini
di mana sungai-
sungai mengalir
dibawah telapak
kakiku, sungai-
sungai yang memberi
kemakmuran hidup
dan kebahagiaan
hidup bagi rakyatku?
Dan tidakkah kamu
melihat kekuasaanku
yang luas dan
ketaatan rakyatku
yang bulat
kepadaku? Bukankah
aku lebih baik dan
lebih agung dari
Musa yang hina-dina
itu yang tidak cekap
menguraikan isi
hatinya dan
menerangkan
maksud tujuannya.
Megapa Tuhannya
tidak memakaikan
gelang emas,
sebagaimana
lazimnya orang-
orang yang diangkat
menjadi raja,
pemimpin atau
pembesar? Atau
mengapa ia tidak
diiringi oleh
malaikat-malaikat
sebagai tanda
kebesarannya dan
bukti kebenarannya
bahwa ia adalah
pesuruh Tuhannya?"
Kelompok orang
yang mendengar
kata-kata Firaun itu
dengan serta-merta
mengiyakan dan
membenarkan kata-
kata rajanya serta
menyatakan
kepatuhan yang
bulat kepada segala
titah dan
perintahnya sebagai
warga yang setia
kepada rajanya,
namun zalim dan
fasiq terhadap
Tuhannya.
Dalam pada itu
kesabaran Nabi Musa
sampai pd
puncaknya, melihat
Firaun dan
pembantu-
pambantunya tetap
berkeras kepala
menentang
dakwahnya,
mendustakan
risalahnya dan makin
memperhebatkan
tindakan kejamnya
terhadap kaum Bani
Israil terutama para
pengikutnya yang
menyembunyikan
imannya karena
ketakutan daripada
kejaran Firaun dan
pembalasannya yang
kejam dan tidak
berperikemanusiaan.
Maka disampaikan
oleh Nabi Musa
kepada mrk bahwa
Allah tidak akan
membiarkan mereka
terus-menerus
melakukan
kekejaman,
kezaliman dan
penindasan
terhamba-hamba-
Nya dan berkufur
kepada Allah dan
Rasul-Nya. Akan
ditimpakan oleh Allah
kepada mereka bila
tetap tidak mahu
sedar dan beriman
kepada-Nya,
bermacam azb dan
seksa di dunia
semasa hidup
mereka sebagai
pembalasan yang
nyata!
Berdoalah Nabi Musa,
memohon kepada
Allah: "Ya Tuhan
kami, engkau telah
memberi kepada
Firaun dan kaum
kerabatnya
kemewahan hidup,
harta kekayaan yang
meluap-luap dan
kenikmatan duniawi,
yang kesemua itu
mengakibatkan
mereka
menyesatkan
manusia, hamba-
hamba-Mu, dari jalan
yang Engkau redhai
dan tuntunan yang
Engkau berikan. Ya
Tuhan kami,
binasakanlah harta-
benda mereka dan
kunci matilah hati
mereka. Mrk tidak
akan beriman dan
kembali kepada jalan
yang benar sebelum
melihat seksaan-Mu
yang pedih."
Berkat doa Nabi
Musa dan
permohonannya
yang diperkenankan
oleh Allah, maka
dilandakanlah
kerajaan Firaun oleh
krisis kewangan dan
makanan, yang
disebabkan
mengeringnya sungai
Nil sehingga tidak
dapat mengairi
sawah-sawah dan
ladang-ladang
disamping serangan
hama yang ganas
yang telah
menghabiskan padi
dan gandum yang
sudah menguning
dan siap untuk
diketam.
Belumlagi krisis
kewangan dan
makanan teratasi
datang menyusul
bala banjir yang
besar disebabkan
oleh hujan yang
turun dengan
derasnya, sehingga
menghanyutkan
rumah-rumah,
gedung-gedung dan
membinasakan
binatang-binatang
ternak. Dan sebagai
akibat dari banjir itu
berjangkitlah
bermacam-macam
wabak dan penyakit
yang merisaukan
masyarakat seperti
hidung berdarah dan
lain-lain. Kemudian
datanglah barisan
kutu-kutu busuk dan
katak-katak yang
menyerbu ke dalam
rumah-rumah
sehingga
mengganggu
ketenteraman hidup
mereka,menghilangkan
kenikmatan makan,
minum dan tidur,
disebabkan
menyusupnya
binatang-binatang
itu ke dalam tempat-
tempat tidur,
hidangan makanan
dan di antara sela-
sela pakaian mereka.
Pada waktu azab
menimpa dan
bencana-bencana itu
sedang melanda
berdatanglah
mereka kepada Nabi
Musa minta
pertolongannya demi
kenabiannya, agar
memohonkan
kepada Allah
mengangkat bala itu
dari atas mereka
dengan perjanjian
bahwa mrk akan
beriman dan
menyerahkan Bani
Israil kepada Nabi
Musa sekirannya
mereka dpt ditolong
dan terhindar dari
azab bala itu.
Akan tetapi begitu
bala-bala itu
tercabut dari atas
mrk dan hilanglah
gangguan yang
diakibatkan olehnya,
mrk mengingkari
janji mereka dan
kembali bersikap
memusuhi dan
menentang Nabi
Musa, seolah-olah
apa yang terjadi
bukanlah karena doa
dan permohonan
Musa kepada Allah
tetapi karena hasil
usaha mrk sendiri.
31 Oktober jam 7:57 ·
Suka
Tanya Jawab
Masalah Islam Kaum
Bani Israil keluar dari
Mesir
Bani Israil yang cukup
menderita akibat
tindasan Firaun dan
kaumnya cukup
merasakan
penganiayaan dan
hidup dalam
ketakutan di bawah
pemerintahan Firaun
yang kejam dan
bengis itu, pada
akhirnya sedar
bahwa Musalah yang
benar-benar
dikirimkan oleh Allah
untuk membebaskan
mereka dari
cengkaman Firaun
dan kaumnya. Maka
berduyun-duyunlah
mereka datang
kepada Nabi Musa
memohon
pertolongannya agar
mengeluarkan
mereka dari Mesir.
Kemudian
bertolaklah
rombongan kaum
Bani Israil di bawah
pimpinan Nabi Musa
meninggalkan Mesir
menuju Baitul
Maqdis. Dengan
berjalan kaki dengan
cepat karena takut
tertangkap oleh
Firaun dan bala
tenteranya yang
mengejar mereka
dari belakang
akhirnya tibalah
mereka pada waktu
fajar di tepi lautan
merah setelah
selama semalam
suntuk dapat
melewati padang
pasir yang luas.
Rasa cemas dan
takut makin
mencekam hati para
pengikut Nabi Musa
dan Bani Israil ketika
melihat laut
terbentang di depan
mereka sedang dari
belakang mrk dikejar
oleh Firaun dan bala
tenteranya yang
akan berusaha
mengembalikan
mereka ke Mesir.
Mereka tidak
meragukan lagi
bahwa bila mrk
tertangkap, maka
hukuman matilah
yang akan mereka
terima dari Firaun
yang zalim itu.
Berkatalah salah
seorang dari sahabat
Nabi Musa, bernama
Yusha bin Nun:
"Wahai Musa, ke
mana kami harus
pergi?" Musuh
berada di belakang
kami sedang
mengejar dan laut
berada di depan kami
yang tidak dapat
dilintasi tanpa
sampan. Apa yang
harus kami perbuat
untuk
menyelamatkan diri
dari kejaran Firaun
dan kaumnya?"
Nabi Musa
menjawab:
"Janganlah kamu
khuatir dan cemas,
perjalanan kami
telah diperintahkan
oleh Allah kepadaku,
dan Dialah yang akan
memberi jalan keluar
serta
menyelamatkan
kami dari cengkaman
musuh yang zalim
itu."
Pada saat yang kritis
itu, di mana para
pengikut Nabi Musa
berdebar-debar
ketakutan, seraya
menanti tindakan
Nabi Musa yang
kelihatan tenang
sahaja, turunlah
wahyu Allah kepada
Nabi-Nya dengan
perintah agar
memukulkan air laut
dengan tongkatnya.
Maka dengan izin
Allah terbelah laut
itu, tiap-tiap belahan
merupakan seperti
gunung yang besar.
Di antara kedua
belahan air laut itu
terbentang dasar
laut yang sudah
mengering yang
segera di bawah
pimpinan Nabi Musa
dilewatilah oleh
kaum Bani Israil
menuju ke tepi
timurnya.
Setelah mereka
sudah berada di
bahagian tepi timur
dalam keadaan
selamat terlihatlah
oleh mereka Firaun
dan bala tenteranya
menyusuri jalan yang
sudah terbuka di
antara dua belah
gunung air itu.
Kembali rasa cemas
dan takut
mengganggu hati
mereka seraya
memandang kepada
Nabi Musa seolah-
olah bertanya apa
yang hendak dia
lakukan selanjutnya.
Dalam pada itu Nabi
Musa telah
diilhamkan oleh Allah
agar bertenang
menanti Firaun dan
bala tenteranya
turun semua ke
dasar laut. Karena
takdir Allah tela
mendahului bahwa
mrk akan menjadi
bala tentera yang
tenggelam.
Berkatalah Firaun
kepada kaumnya
tatkala melihat jalan
terbuka bagi mereka
di antara dua belah
gunung air itu: "Lihat
bagaimana lautan
terbelah menjadi
dua, memberi jalan
kepada kami untuk
mengejar orang-
orang yang
melarikan diri itu.
Mrk mengira bahwa
mrk akan dpt
melepaskan dari
kejaran dan
hukumanku. Mrk
tidak mengetahui
bahwa perintahku
berlaku dan ditaati
oleh laut, jgn lagi
oleh manusia.
Tidakkah ini
semuanya
membuktikan bahwa
aku adalah yang
berkuasa yang harus
disembah olehmu?"
Maka dengan rasa
bangga dan sikap
sombongnya
turunlah Firaun dan
bala tenteranya ke
dasar laut yang
sudah mengering itu
melakukan gerak-
cepatnya untuk
menyusul Musa dan
Bani Israil yang sudah
berada di tepi
bahagian timur
sambil menanti
hukuman Allah yang
telah ditakdirkan
terhamba-hamba-
Nya yang kafir itu.
Demikianlah maka
setelah Firaun dan
bala tenteranya
berada di tengah-
tengah lautan yang
membelah itu, jauh
dari ke dua tepinya,
tibalah perintah Allah
dan kembalilah air
yang menggunung
itu menutupi jalur
jalan yang terbuka di
mana Firaun dengan
sombongnya sedang
memimpin barisan
tenteranya mengejar
Musa dan Bani Israil.
Terpendamlah mrk
hidup-hidup di dalam
perut laut dan
berakhirlah riwayat
hidup Firaun dan
kaumnya untuk
menjadi kenangan
sejarah dan ibrah
bagi generasi- akan
datang.
Pada detik-detik
akhir hayatnya,
seraya berjuang
untuk
menyelamatkan diri
dari maut yang
sudah berada di
depan matanya,
berkatalah Firaun:
"Aku percaya bahwa
tiada tuhan selain
Tuhan Musa dan
Tuhan Bani Israil. Aku
beriman pada Tuhan
mereka dan berserah
diri kepada-Nya
sebagai salah
seorang muslim."
Berfirmanlah Allah
kepada Firaun yang
sedang menghadapi
sakaratul-maut:
"Baru sekarangkah
engkau berkata
beriman kepada
Musa dan berserah
diri kepada-Ku?
Tidakkah kekuasaan
ketuhananmu dapat
menyelamatkan
engkau dari maut?
Baru sekarangkah
engkau sadar dan
percaya setelah
sepanjang hidupmu
bermaksiat,
melakukan
penindasan dan
kezaliman terhadap
hamba-hamba-Ku
dan berbuat-
sewenang-wenang,
merusak akhlak dan
aqidah manusia-
manusia yang berada
di bawah
kekuasaanmu.
Terimalah sekarang
pembalasan-Ku yang
akan menjadi
pengajaran bagi
orang-orang yang
akan datang
sesudahmu. Akan
Aku apungkan tubuh
kasarmu untuk
menjadi peringatan
bagi orang-orang
yang meragukan
akan kekuasaan-Ku."
Bani Israil pengikut-
pengikut Nabi Musa
masih meragukan
kematian Firaun. Mrk
masih terpengaruh
dengan kenyataan
yang ditanamkan
oleh Firaun semasa
ia berkuasa sebagai
raja bahwa dia
adalah manusia luar
biasa lain drp yang
lain dan bahwa dia
akan hidup kekal
sebagai tuhan dan
tidak akan mati.
Khayalan yang masih
melekat pd fikiran
mrk menjadikan mrk
tidak mahu percaya
bahwa dengan
tenggelamnya,
Firaun sudah mati.
Mrk menyatakan
kepada Musa bahwa
Firaun mungkin
masih hidup namun
di alam lain.
Nabi Musa berusaha
menyakinkan
kaumnya bahwa apa
yang terfikir oleh
mrk tentang Firaun
adalah suatu
khayalan belaka dan
bahwa Firaun
sebagai orang biasa
telah mati tenggelam
akibat pembalasan
Allah atas
perbuatannya,
menentang
kekuasaan Allah
mendustakan Nabi
Musa dan
menindaskan serta
memperhambakan
Bani Israil. Dan
setelah melihat
dengan mata kepala
sendiri, tubuh-tubuh
Firaun dan orang-
orangnya terapung-
apung di permukaan
air, hilanglah segala
tahayul mrk tentang
Firaun dan
kesaktiannya.
Menurut catatan
sejarah, bahwa
mayat Firaun yang
terdampar di pantai
diketemukan oleh
orang-orang Mesir,
lalu diawet hingga
utuh sampai
sekarang, sebagai
mana dpt dilihat di
muzium Mesir.

bag.I KENAPA NABI MUSA MENDATANGI FIR'AUN.??

Raja
Firaun yang telah
berkuasa di Mesir
telah lama
menjalankan
pemerintahan yang
zalim, kejam dan
ganas. Rakyatnya
yang terdiri dari
bangsa Egypt yang
merupakan
penduduk peribumi
dan bangsa Israil
yang merupakan
golongan pendatang,
hidup dalam suasana
penindasan, tidak
merasa aman bagi
nyawa dan harta
bendanya.
Tindakan sewenang-
wenang dan pihak
penguasa
pemerintahan
terutamanya
ditujukan kepada
Bani Israil yang tidak
diberinya
kesempatan hidup
tenang dan
tenteram. Mereka
dikenakan kerja
paksa dan
diharuskan
membayar berbagai
pungutan yang tidak
dikenakan terhadap
penduduk bangsa
Egypt, bangsa Firaun
sendiri.
Selain kezaliman,
kekejaman,
penindasan dan
pemerasan yang
ditimpakan oleh
Firaun atas
rakyatnya, terutama
kaum Bani Israil. ia
menyatakan dirinya
sebagai tuhan yang
harus disembah dan
dipuja. Dan dengan
demikian ia makin
jauh membawa
rakyatnya ke jalan
yang sesat tanpa
pendoman tauhid
dan iman, sehingga
makin dalamlah
mereka terjerumus
ke lembah
kemaksiatan dan
kerusakan moral dan
akhlak.
Maka dalam
kesempatan
bercakap-cakap
langsung di bukit
Thur Sina itu
diperintahkanlah
Musa oleh Allah
untuk pergi ke Firaun
sebagai Rasul-Nya,
mengajakkan
beriman kepada
Allah, menyedarkan
dirinya bahwa ia
adalah makhluk Allah
sebagaimana lain-
lain rakyatnya, yang
tidak sepatutnya
menuntut orang
menyembahnya
sebagi tuhan dan
bahawa Tuhan yang
wajib disembah
olehnya dan oleh
semua manusia
adalah Tuhan Yang
Maha Esa yang telah
menciptakan alam
semesta ini.
Nabi Musa dalam
perjalanannya
menuju kota Mesir
setelah
meninggalkan
Madyan, selalu
dibayang oleh
ketakutan kalau-
kalua peristiwa
pembunuhan yang
telah dilakukan
sepuluh tahun yang
lalu itu, belum
terlupakan dan
masih belum hilang
dari ingatan para
pembesar kerajaan
Firaun. Ia tidak
mengabaikan
kemungkinan bahwa
mrk akan melakukan
pembalasan
terhadap perbuatan
yang ia tidak sengaja
itu dengan hukuman
pembunuhan atas
dirinya bila ia sudah
berada di tengah-
tengah mereka. Ia
hanya terdorong
rasa rindunya yang
sangat kepada tanah
tumpah darahnya
dengan
memberanikan diri
kembali ke Mesir
tanpa
memperdulikan
akibat yang mungkin
akan dihadapi.
Jika pada waktu
bertolak dari Madyan
dan selama
perjalannya ke Thur
Sina. Nabi Musa
dibayangi dengan
rasa takut akan
pembalasan Firaun,
Maka dengan
perintah Allah yang
berfirman
maksudnya :~
"Pergilah engkau ke
Firaun,
sesungguhnya ia
telah melampaui
batas, segala
bayangan itu
dilempar jauh-jauh
dari fikirannya dan
bertekad akan
melaksanakan
perintah Allah
menghadapi Firaun
apa pun akan terjadi
pada dirinya. Hanya
untuk
menenterankan
hatinya berucaplah
Musa kepada Allah:
"Aku telah
membunuh seorang
drp mereka , maka
aku khuatir mereka
akan membalas
membunuhku,
berikanlah seorang
pembantu dari
keluargaku sendiri,
yaitu saudaraku
Harun untuk
menyertaiku dalam
melakukan tugasku
meneguhkan hatiku
dan menguatkan
tekadku menghadapi
orang-orang kafir itu
apalagi Harun
saudaraku itu lebih
petah {lancar}
lidahnya dan lebih
cekap daripada diriku
untuk berdebat dan
bermujadalah."
Allah berkenan
mengabulkan
permohonan Musa,
maka digerakkanlah
hati Harun yang
ketika itu masih
berada di Mesir
untuk pergi menemui
Musa
mendampinginya dan
bersama-sama
pergilah mereka ke
istana Firaun dengan
diiringi firman Allah:
"Janganlah kamu
berdua takut dan
khuatir akan disiksa
oleh Firaun. Aku
menyertai kamu
berdua dan Aku
mendengar serta
melihat dan
mengetaui apa yang
akan terjadi antara
kamu dan Firaun.
Berdakwahlah kamu
kepadanya dengan
kata-kata yang
lemah lembut
sedarkanlah ia
dengan
kesesatannya dan
ajaklah ia beriman
dan bertauhid,
meninggalkan
kezalimannya dan
kecongkakannya
kalau-kalau dengan
sikap yang lemah
lembut daripada
kamu berdua ia akan
ingat pada kesesatan
dirinya dan takut
akan akibat
kesombongan dan
kebonmgkakannya."
Mujadalah (dialog)
antara Musa dengan
Firaun
Diperolehi
kesempatan oleh
Musa dan Harun,
menemui raja Firaun
yang menyatakan
dirinya sebagai tuhan
itu, setelah
menempuh beberapa
rintangan yang lazim
dilampaui oleh orang
yang ingin bertemu
dengan raja pd
waktu itu.
Pertemuan Musa dan
Harun dengan Firaun
dihadiri pula oleh
beberapa anggota
pemerintahan dan
para penasihatnya.
Bertanya Firaun
kepada mereka
berdua:: "Siapakah
kamu berdua ini?"
Musa menjawab:
"Kami, Musa dan
Harun adalah
pesuruh Allah
kepadamu agar
engkau
membebaskan Bani
Israil dari
perhambaan dan
penindasanmu dan
menyerahkan meeka
kepada kami agar
menyebah kepada
Allah dengan leluasa
dan menghindari
seksaanmu."
Firaun yang segera
mengenal Musa
berkata kepadanya:
"Bukankah engkau
adalah Musa yang
telah kami
mengasuhmu sejak
masa bayimu dan
tinggal bersama
kami dalam istana
sampai mencapai
usia remajamu,
mendapat
pendidikan dan
pengajaran yang
menjadikan engkau
pandai? Dan
bukankah engkau
yang melakukan
pembunuhan
terhadap diriseorang
drp golongan kami?
Sudahkah engkau
lupa itu semuanya
dan tidak ingat akan
kebaikan dan jasa
kami kepada kamu?"
Musa menjawab:
"Bahwasanya
engkau telah
memeliharakan aku
sejak masa bayiku,
itu bukanlah suatu
jasa yang dapat
engkau banggakan.
Karena jatuhnya aku
ke dalam tangan mu
adalah akibat
kekejaman dan
kezalimanmu tatkala
engkau memerintah
agar orang-orangmu
menyembelih setiap
bayi-bayi laki yang
lahir, sehingga ibu
terpaksa
membiarkan aku
terapung di
permukaan sungai Nil
di dalamsebuah peti
yang kemudian
dipungut oleh
isterimu dan
selamatlah aku dari
penyembelihan yang
engkau perintahkan.
Sedang mengenai
pembunuhan yang
telah aku lakukan itu
adalah akibat godaan
syaitan yang
menyesatkan,
namun peristiwa itu
akhirnya merupakan
suatu rahmat dan
barakah yang
terselubung bagiku.
Sebab dalam
perantauanku
setelah aku
melarikan diri dari
negerimu, Allah
mengurniakan aku
dengan hikmah dan
ilmu serta
mengutuskan aku
sebagai Rasul dan
pesuruh-Nya. Maka
dalam rangka
tugasku sebagai
Rasul datanglah aku
kepadamu atas
perintah Allah untuk
mengajak engkau
dan kaummu
menyembah Allah
dan meninggalkan
kezaliman dan
penindasanmu
terhadap Bani Israil."
Firaun bertanya:
"Siapakah Tuhan
yang engkau sebut-
sebut itu, hai Musa?
Adakah tuhan di atas
bumi ini selain aku
yang patut di
sembah dan dipuja?"
Musa menjawab:
"Ya, yaitu Tuhanmu
dan Tuhan nenek
moyangmu serta
Tuhan seru sekalian
alam."
Tanya Firaun:
"Siapakah Tuhan
seru sekali alam
itu?"
Musa menjawab:
"Ialah Tuhan langit
dan bumi dan segala
apa yang ada antara
langit dan bumi."
Berkata Firaun
kepada para
penasihatnya dan
pembesar-pembesar
kerajaan yang
berada disekitarnya.
Sesungguhnya Rasul
yang diutuskan
kepada kamu ini
adalah seorang yang
gila kemudia ia balik
bertanya kepada
Musa dan Harun:
"Siapakah Tuhan
kamu berdua?"
Musa menjawab:
"Tuhan kami ialah
Tuhan yang telah
memberikan kepada
tiap-tiap makhluk
sesuatu bentuk
kejadiannya,
kemudian memberi
petunjuk
kepadanya."
Firaun bertanya:
"Maka
bagaimanakah
keadaan umat-umat
yang dahulu yang
tidak mempercayai
apa yang engkau
ajarkan ini dan
malahan
menyembah berhala
dan patung-patung?"
Musa menjawab:
"Pengetahuan
tentang itu ada di sisi
Tuhanku. Jika Dia
telah menurunkan
azab dan seksanya di
atas mereka maka
itu adalah karena
kecongkakan dan
kesombongan serta
keengganan mereka
kembali ke jalan
yang benar. Jika Dia
menunda azab dan
seksa mereka hingga
hari kiamat, maka itu
adalah kehendak-
Nya yang hikmahnya
kami belum
mengetahuinya. Allah
telah mewahyukan
kepada kami bahwa
azab dan seksanya
adalah jalan yang
benar."
Firaun yang sudah
tidak berdaya
menolak dalil-dalil
Nabi Musa yang
diucapkan secara
tegas dan berani
merasa tersinggung
kehormatannya
sebagai raja yang
telah
mempertuhankan
dirinya lalu
menujukan
amarahnya dan
berkata kepada
Musa secara
mengancam: "Hai
Musa! jika engkau
mengakui tuhan
selain aku, maka
pasti engkau akan
kumasukkan ke
dalam penjara."
Musa menjawab:
"Apakah engkau
akan memenjarakan
aku walaupun aku
dapat memberikan
kepadamu tanda-
tanda yang
membuktikan
kebenaran
dakwahku?"
Firaun menentang
dengan berkata:
"Datanglah tanda-
tanda dan bukti-
bukti yang nyata
yang dapat
membuktikan
kebenaran kata-
katamu jika engkau
benar-benar tiak
berdusta."

Senin, 06 Desember 2010

NABI ISA TURUN, APAKAH KIASAN ATAU KENYATAAN.??

kalau pertanyaaan anda
ketiga tentang Nabi isa.
ana tak berani
berpendapat. hadistnya
seperti itu. ya..saya
yakini saja. mungkin
dengan cara yang kita
tidak ketahui.
wallohu'alam