Kamis, 09 Desember 2010

bag.II KENAPA NABI MUSA MENDATANGI FIR'AUN.??

Musa
mempertunjukkan
dua mukjizat kepada
Firaun
Menjawab tentangan
Firaun yang
menuntut bukti atas
kebenarannya Musa
dengan serta-merta
meletakkan tongkat
mukjizatnya di atas
yang segera
menjelma menjadi
seekor ular besar
yang melata
menghala ke Firaun.
Karena ketakutan
melompat lari dari
singgahsananya
melarikan diri seraya
berseru kepada
Musa: " Hai Musa
demi asuhanku
kepadamu selama
delapan belas tahun
panggillah kembali
ularmu itu."
Kemudian
dipeganglah ular itu
oleh Musa dan
kembali menjadi
tongkat biasa.
Berkata Firaun
kepada Musa setelah
hilang dari rasa
heran dan takutnya:
"Adakah bukti yang
dapat engkau
tunjukkan
kepadaku?"
"Ya, lihatlah." Musa
menjawab serta
memasukkan
tangannya ke dalam
saku bajunya.
Kemudian tatkala
tangannya
dikeluarkan dari
sakunya, bersinarlah
tangan Musa itu
menyilaukan mata
Firaun itu dan orang-
orang yang sedang
berada
disekelilingnya.
Firaun sebagai raja
yang menyatakan
dirinya sebagai tuhan
tentu tidak akan
mudah begitu saja
menyerah kepada
Musa bekas anak
pungutnya walaupun
kepadanya telah
diperlihatkan dun
mukjizat. Ia bahkan
berkata kepada
kaumnya yang ia
khuatir akan
terpengaruh oleh
kedua mukjizat Musa
itu bahwa itu
semuanya adalah
perbuatan sihir dan
bahwa Musa dan
Harun adalah ahli
sihir yang mahir yang
datang dengan
maksud menguasai
Mesir dan para
penduduknya akan
kekuatan dengan
sihirnya itu.
Firaun dianjurkan
oleh penasihatnya
yang dikepalai oleh
Haman agar
mematahkan sihir
Musa dan Harun itu
dengan
mengumpulkan ahli-
ahli sihir yang
terkenal dari seluruh
daerah kerajaan
untuk bertanding
melawan Musa dan
Harun. Anjuran mana
disetujui oleh Firaun
yang merasa itu
adalah fikiran yang
tepat dan jalan yang
terbaik untuk
melumpuhkan kedua
mukjizat Allah yang
oleh mereka
dianggapnya sebagai
sihir. Anjuran itu lalu
ditawarkan kepada
Musa yang seketika
tanpa ragu-ragu
sedikit pun
menerima tentangan
Firaun untuk beradu
dan bertanding
melawan ahli-ahli
sihir. Musa
berkeyakinan penuh
bahwa dengan
perlindung Allah ia
akan keluar sebagai
pemenang dalam
pertarungan itu,
pertandingan antara
perbuatan sihir yang
diilham oleh syaitan
melawan mukjizat
yang dikurniakan
oleh Allah.
Pada suatu hari raya
kerajaan telah
bersetuju untuk
mengadakan hari
pertandingan sihir
maka berduyun-
duyunlah penduduk
kota menuju ke
tempat yang telah
ditentukan untuk
menyaksikan
perlumbaan
kepandaian menyihir
yang buat pertama
kalinya diadakan di
kota Mesir. Juga
sudah berada di
tempat ahli-ahli
sihhir yang terpandai
yang telah
dikumpulkan dari
seluruh wilayah
kerajaan masing-
masing membawa
tongkat , tali dan
lain-lain alat sihirnya.
Mrk cukup
bersemangat dan
akan berusaha
sepenuh kepandaian
mrk untuk
memenangi
pertandingan. Mrk
telah memperolhi
janji dari Firaun akan
diberi hadiah dan
wang dalam jumlah
yang besar bila
berhasil
mengalahkan Musa
dengan mematahkan
daya sihirnya.
Setelah segala
sesuatu selesai
disiapkan dan
masing-masing
pembesar negeri
sudah mengambil
tempatnya
mengelilingi raja
Firaun yang telah
duduk di atas kursi
singgahsananya
maka dinyatakanlah
pertandingan
dimulai. Kemudian
atas persetujuan
Musa dipersilakan
para lawannya
beraksi lebih dahulu
mempertujukan
kepandai sihirnya.
Segeralah ahli-ahli
sihir Firaun
menujukan aksinya
melemparkan
tongkat dan tali-
temali mrk ke
tengah-tengah
lapangan . Musa
merasa takut ketika
terbayang
kepadanya bahwa
tongkat-tongkat dan
tali-tali itu seakan-
akan ular-ular yang
merayap cepat.
Namun Allah tidak
mebiarkan hamba
utusan-Nya berkecil
hati menghadapi
tipu-daya orang-
orang kafir itu. Allah
berfirman kepada
Musa disaat ia
merasa cemas itu:
"Janganlah engkau
merasa takut dan
cemas hai Musa!
engkau adalah yang
lebih unggul dan
akan menang dalam
pertandingan ini.
Lemparkanlah yang
ada ditanganmu
segera."
Para ahli-ahli sihir
yang pandai dalam
bidangnya itu
tercengang ketika
melihat ular besar
yang menjelma dari
tongkat Nabi Musa
dan menelan ular-
ular dan segala apa
yang
terbayangsebagai
hasil tipu sihir mrk.
Mrk segera
menyerah kalah
bertunduk dan
bersujud {kepada
Allah} dihadapan
Musa seraya
berkata: "Itu
bukanlah perbuatan
sihir yang kami kenal
yang diilhamkan oleh
syaitan tetapi
sesuatu yang
digerakkan oleh
kekuatan ghaib yang
mengatakan
kebenaran kata-kata
Musa dan Harun
maka tidak ada
alasan bagi kami
untuk tidak
mempercayai risalah
mereka dn beriman
kepada Tuhan
mereka sesudah apa
yang kami lihat dan
saksikan dengan
mata kepala kami
sendiri."
Firaun raja yang
congkak dan
sombong yang
menuntut
persembahan dari
rakyatnya sebagai
tuhan segera
membelalakkan
matanya tanda
marah dan jengkel
melihat ahli-ahli
sihirnya begitu cepat
menyerah kalah
kepada Musa bahkan
menyatakan beriman
kepada Tuhannya
dan kepada
kenabiannya serta
menjadi pengikut-
pengikutnya.
Tindakan mereka itu
dianggapnya sebagai
pelanggaran
terhadap
kekuasaannya,
penentangan
terhadap
ketuhanannya dan
merupakan suatu
tamparan bagi
kewibawaan serta
prestasinya. Ia
berkata kepada mrk:
"Adakah kamu berani
beriman kepada
Musa dan menyerah
kepada
keputusannya
sebelum aku izinkan
kepada kamu?"
Bukankah ini suatu
persekongkolan drp
kamu terhadapku?
Musa dpt mengalah
kamu sebab ia
mungkin guru dan
pembesar yang telah
mengajarkan seni
sihir kepadamu dan
kamu telah
mengatur bersama-
samanya tindakan
yang kamu
sandiwarakan di
depanku hari ini. Aku
tidak akan tinggal
diam menghadapi
tindakan khianatmu
ini. Akanku potong
tangan-tangan dan
kaki-kakimu serta
akanku salibkan
kamu semua pada
pangkal pohon
kurma sebagai
hukuman dan
balasan bagi
tindakan khianatmu
ini."
Ancaman Firaun itu
disambut mrk
dengan sikap dingin
dan acuh tak acuh.
Karena Allah telah
membuka mata hati
mereka dengan
cahaya iman
sehingga tidak akan
terpengaruh dengan
kata-kata kebathilan
yang menyesatkan
atau ancaman Firaun
yang menakutkan.
Mrk sebagai-orang-
orang yang ahli
dalam ilmu dan seni
sihir dpt
membedakan yang
mana satu sihir dan
yang mana bukan.
Maka sekali mrk
diyakinkan dengan
mukjizat Nabi Musa
yang membuktikan
kebenaran
kenabiannya tidaklah
keyakinan itu akan
dpt digoyahkan oleh
ancaman apa pun.
Berkata mereka
kepada Firaun
menanggapi
ancamannya: "Kami
telah memdpat
bukti-bukti yang
nyata dan kami tidak
akan mengabaikan
kenyataan itu
sekadar memenuhi
kehendak dan
keinginanmu. Kami
akan berjalan terus
megikut jejak dan
tuntutan Musa dan
Harun sebagai
pesuruh oleh yang
benar. Maka terserah
kepadamu untuk
memutuskan apa
yang engkau hendak
putuskan terhadap
diri kami. Keputusan
kamu hanya berlaku
di dunia ini sedang
kami mengharapkan
pahala Allah di
akhirat yang kekal
dan abadi."
31 Oktober jam 7:56 ·
Suka
Tanya Jawab
Masalah Islam Firaun
tetap keras kepala
dan semakin bingung
Nabi Musa yang telah
mengalahkan ahli-
ahli sihir dengan
kedua mukjizatnya
makin meluas
pengaruhnya, sedan
Firaun dengan
kekalahan ahli
sihirnya merasa
kewibawaannya
merosot dan
kehormatannya
menurun. ia khuatir
jika gerakan Musa
tidak segera
dipatahkan akan
mengancam
keselamatan
kerajaannya serta
kekekalan
mahkotanya. Para
penasihat dan
pembantu-pembantu
terdekatnya tidak
berusaha
menghilangkan rasa
kecemasan dan
kekhuatirannya,
tetapi mereka
sebaliknya makin
membakar dadanya
dan makin
menakutu-
nakutinya. Mrk
berkata kepadanya:
"Apakah engkau
akan terus
membiarkan Musa
dan kaumnya
bergerak secara
bebas dan meracuni
rakyat dengan
amcam-macam
kepercayaan dan
ajaran-ajaran yang
menyimpang dari
apa yang telah kita
warisi dari nenek-
moyang kita?
Tidakkah engkau
sedar bahwa rakyat
kita makin lama
makin terpengaruh
oleh hasutan-
hasutan Musa.
sehingga lama-
kelamaan nescaya
kita dan tuhan-tuhan
kita akan
ditinggalkan oleh
rakyat kita dan pada
akhirnya akan
hancur binasalah
negara dan
kerajaanmu yang
megah ini."
Firaun menjawab:
"Apa yang kamu
huraikan itu sudah
menjadi perhatiku
sejak dikalahkannya
ahli-ahli sihir kita
oleh Musa. Dan
memang kalau kita
membiarkan Musa
terus melebarkan
sayapnya dan
meluaskan
pengaruhnya di
kalangan pengikut-
pengikutnya yang
makin lama makin
bertambah
jumlahnya, pasti
pada akhirnya akan
merusakkan adab
hidup masyarakat
negara kita serta
membawa
kehancuran dan
kebinasaan bagi
kerajaan kita yang
megah ini. karenanya
aku telah merancang
akan bertindak
terhadap Bani Israil
dengan membunuh
setiap orang lelaki
dan hanya wanita
sahaja akanku
biarkan hidup."
Rancangan jahat
firaun diterapkan
oleh pegawai dan
kaki tangan
kerajaannya. Aneka
ragam gangguan dan
macam-macam
tindakan kejam
ditimpakan atas Bani
Israil yang memang
menurut anggapan
masyarakat, mereka
itu adalah rakyat
kelas kambing dalam
kerajaan Firaun yang
zalim itu. Dengan
makin meningkatnya
kezaliman dan
penindasan yang
mereka terima dari
alat-alat kerajaan
Firaun, datanglah
Bani Israil kepada
Nabi Musa,
mengharapkan
pertolongan dan
perlindungannya.
Nabi Musa tidak dpt
berbuat byk pada
masa itu bagi Bani
Israil yang tertindas
dan teraniaya. Ia
hanya
menenteramkan hati
mereka, bahwa akan
tiba saatnya kelak,di
mana mrk akan
dibebaskan oleh Allah
dari segala
penderitaan yang
mrk alami.
Dianjurkan oleh Nabi
Musa agar mereka
bersabar dan
bertawakkal seraya
memohon kepada
Allah agar Allah
memberikan
pertolongan dan
perlindungan-Nya
karena Allah telah
menjanjikan akan
mewariskan bumi-
Nya kepada hamba-
hamba-Nya yang
soleh, sabar dan
bertakwa!
Firaun bertujuan
melemahkan
kedudukan Nabi
Musa dengan
tindakan kejamnya
terhadap Bani Israil
yang merupakan
kaumnya, bahkan
tulang belakang Nabi
Nusa. Akan tetapi
gerak dakwah Nabi
Musa tidak sedikit
pun terhambat oleh
tindakan Firaun itu.
Demikian pula tidak
seorang pun drp
pengikut-
pengikutnya yang
terpengaruh dengan
tindakan Firaun itu.
Sehingga tidak
menjadi luntur iman
dan keyakinan mrk
yang sudah bulat
terhadap risalah
Musa.
Karena sasaran yang
dituju dengan
tindakan kekejaman
yang tidak
berperikamanusiaan
itu tidak tercapai dan
tidak dpt menerima
dakwah Nabi Musa
dan para
pengikutnya, yang
dilhatnya bahkan
semakin
bersemangat
menyiarkan ajaran
iman dan tauhid,
maka Firaun tidak
mempunyai pilihan
selain harus
menyingkirkan orang
yang menjadi
pengikutnya, yaitu
dengan membunuh
Nabi Musa.
Firaun memanggil
para penasihat dan
pembesar-pembesar
kerajaannya untuk
bermesyuarat dan
merancang
pembunuhan Musa.
Di antara mereka
yang di undang itu
terdapat seorang
mukmin dari
Keluarga Firaun yang
merahsiakan
imannya.
Di tengah-tengah
perdebatan dan
perundingan yang
berlangsung dalam
pertemuan yang
diadakan oleh Firaun
untuk
membincangkan cara
pembunuhan Nabi
Musa itu, bangkitlah
berdiri mukmin itu
mengucapkan
pembelaannya
terhadap Nabi Musa
dan nasihat serta
tuntunan bagi
mereka yang hadir.
Ia berkata: "Apakah
kamu akan
membunuh
seseorang lelaki
yang tidak berdosa,
hanya berkata
bahwa Allah adalah
Tuhannya? Padahal
ia menyatakan iman
dan kepercayaannya
itu kepada kamu
bukan tanpa dalil dan
hujjah. Ia telah
mempertunjukkan
kepada kamu bukti-
bukti yang nyata
untuk menyakinkan
kamu akan
kebenaran
ajarannya. Jika
andainya dia seorang
pendusta, maka dia
sendirilah yang akan
menanggung dosa
akibat dustanya.
Namun jika ia adalah
benar dalam kata-
katanya, maka
nescaya akan
menimpa kepada
kamu bencana azab
yang telah dijanjikan
olehnya. Dan dalam
keadaan yang
demikian siapakah
yang akan menolong
kamu dari azab Allah
yang telah dijanjikan
itu?"
Firaun memotong
pidato orang mukmin
itu dengan berkata:
"Rancanganku harus
terlaksana dan Musa
harus dibunuh. Aku
tidak mengemukan
kepadamu melainkan
apa yang aku
pandang baik dan
aku tidak
menunjukkan
kepadamu melainkan
jalan yang benar,
jalan yang akan
menyelamatkan
kerajaan dan
negara."
Berucap orang
mukmin dari
keluarga Firaun itu
melanjutkan:
"Sesungguhnya aku
khuatir, jika kamu
tetap berkeras
kepala dan enggan
menempuh jalan
yang benar yang
dibawa oleh para
nabi-nabi, bahwa
kamu akan ditimpa
azab dan seksa yang
membinasakan ,
sebagaimana telah
dialami oleh kaum
Nuh, kaum Aad, kaum
Tsamud dan umat-
umat yang datang
sesudah mereka. Apa
yang telah dialami
oleh kaum-kaum itu
adalah akibat
kecongkakan dan
kesombongan
mereka karena Allah
tidak menghendaki
berbuat kezaliman
terhadap hamba-
hamba-Nya".
Mukmin itu
meneruskan
nasihatnya:"Wahai
kaumku!
Sesungguhnya aku
khuatir kamu akan
menerima seksa dan
azab Tuhan di hari
qiamat kelak, di
mana kamu akan
berpaling
kebelakang, tidak
seorang pun akan
dapat
menyelamatkan
kamu itu dari seksa
Allah. Hai kaum
ikutilah nasihatku,
aku hanya ingin
kebaikan bagimu dan
mengajak kamu ke
jalan yang benar.
Ketahuilah bahwa
kehidupan di dunia ini
hanya merupakan
kesenangan
sementara,
sedangkan
kesenangan dan
kebahagiaan yang
kekal adalah di
akhirat kelak."
Orang mukmin dari
keluarga Firaun itu
tidak dpt mengubah
sikap Firaun dan
pengikut-
pemgikutnya,
walaupun ia telah
berusaha dengan
menggunakan
kecekapan
berpidatonya dan
susunan kata-
katanya yang rapi,
lengkap dengan
contoh-contoh dari
sejarah umat-umat
yang terdahulu yang
telah dibinasakan
oleh Allah karena
perbuatan dan
pembangkangan
mereka sendiri.
Firaun dan pengikut-
pengikutnya bahkan
menganjurkan
kepada orang
mukmin itu, agar
meninggalkan
sikapnya yang
membela Musa dan
menyetujui
rancangan jahat
mereka. Ia dinasihat
untuk melepaskan
pendiriannya yang
pro Musa dan
mengabungkan diri
dalam barisan
mereka menentang
Musa dan segala
ajarannya. Ia
diancam dengan
dikenakan tindakan
kekerasan bila ia
tidak mahu
mengubah sikap pro
kepada Musa secara
suka rela.
Berkata orang
mukmin itu
menanggapi anjuran
Firaun: "Wahai
kaumku, sgt aneh
sekali sikap dan
pendirianmu, aku
berseru kepada
kamu untuk
kebaikan dan
keselamatanmu,
kamu berseru
kepadaku untuk
berkufur kepada
Allah dan
mempersekutukan-
Nya dengan apa yang
aku tidak ketahui,
sedang aku berseru
kepadamu untuk
beriman kepada
Allah, Tuhan YAng
Maha Esa, Maha
Perkasa, lagi Maha
Pengampun. Sudah
pasti dan tidak dapat
diragukan lagi,
bahwa apa yang
kamu serukan
kepadaku itu tidak
akan menolongku
dari murka dan seksa
Allah di dunia
mahupun di akhirat.
Dan sesungguhnya
kamu sekalian akan
kembali kepada Allah
yang akan memberi
pahala syurga bagi
orang-orang yang
soleh, bertakwa dan
beriman, sedang
orang-orang kafir
yang telah
melampaui batas
akan diberi ganjaran
dengan api neraka.
Hai kaumku
perhatikanlah
nasihat dan
peringatanku ini.
Kamu akan
menyedari
kebenaran kata-
kataku ini kelak bila
sudah tidak berguna
lagi orang menyesal
atau merasa susah
karena perbuatan
yang telah dilakukan.
Aku hanya
menyerahkan urusan
ku dan nasibku
kepada Allah. Dialah
Yang Maha
Mengetahui dan
Maha Melihat
perbuatan dan
kelakuan hamba-
hamba-Nya."
31 Oktober jam 7:56 ·
Suka
Tanya Jawab
Masalah Islam Firaun
menghina dan
mengejek Musa
Selain tindakan
kekerasan yang
ditimpakan ke atas
Bani Israil kaumnya
Nabi Musa, Firaun
melontarkan
penghinaan dan
kata-kata ejekan
terhadap Nabi Musa
dalam usahanya
memerangi dan
membendung
pengaruh Nabi Musa
yang semakin
beertambah
semenjak ia keluar
sebagai pemenang
dalam pertandingan
melawan tukang-
tukang sihir kaum
Firaun.
Berkata Firaun
kepada pembesar-
pembesar
kerajaannya:
"Biarkanlah aku
membunuh Musa dan
biarlah ia memohon
dari Tuhannya untuk
melindunginya. Aku
ingin tahu sampai
sejauh mana ia dapat
melepaskan diri dari
kekuasaanku dan
biarlah ia
membuktikan
kebenaran kata-
kata, bahwa
Tuhannya akan
melindunginya dari
segala tipu daya
musuh-musuhnya."
Dalam lain
kesempatan Firaun
berkata kepada
rakyatnya yang
sudah
diperhambakan
jiwanya, terbiasa
memuja-mujanya,
mengiakan kata-
katanya dan
mengaminkan segala
perintahnya: "Hai
rakyatku! Tidakkah
kamu melihat bahwa
aku memiliki
kerajaan Mesir yang
megah dan besar ini
di mana sungai-
sungai mengalir
dibawah telapak
kakiku, sungai-
sungai yang memberi
kemakmuran hidup
dan kebahagiaan
hidup bagi rakyatku?
Dan tidakkah kamu
melihat kekuasaanku
yang luas dan
ketaatan rakyatku
yang bulat
kepadaku? Bukankah
aku lebih baik dan
lebih agung dari
Musa yang hina-dina
itu yang tidak cekap
menguraikan isi
hatinya dan
menerangkan
maksud tujuannya.
Megapa Tuhannya
tidak memakaikan
gelang emas,
sebagaimana
lazimnya orang-
orang yang diangkat
menjadi raja,
pemimpin atau
pembesar? Atau
mengapa ia tidak
diiringi oleh
malaikat-malaikat
sebagai tanda
kebesarannya dan
bukti kebenarannya
bahwa ia adalah
pesuruh Tuhannya?"
Kelompok orang
yang mendengar
kata-kata Firaun itu
dengan serta-merta
mengiyakan dan
membenarkan kata-
kata rajanya serta
menyatakan
kepatuhan yang
bulat kepada segala
titah dan
perintahnya sebagai
warga yang setia
kepada rajanya,
namun zalim dan
fasiq terhadap
Tuhannya.
Dalam pada itu
kesabaran Nabi Musa
sampai pd
puncaknya, melihat
Firaun dan
pembantu-
pambantunya tetap
berkeras kepala
menentang
dakwahnya,
mendustakan
risalahnya dan makin
memperhebatkan
tindakan kejamnya
terhadap kaum Bani
Israil terutama para
pengikutnya yang
menyembunyikan
imannya karena
ketakutan daripada
kejaran Firaun dan
pembalasannya yang
kejam dan tidak
berperikemanusiaan.
Maka disampaikan
oleh Nabi Musa
kepada mrk bahwa
Allah tidak akan
membiarkan mereka
terus-menerus
melakukan
kekejaman,
kezaliman dan
penindasan
terhamba-hamba-
Nya dan berkufur
kepada Allah dan
Rasul-Nya. Akan
ditimpakan oleh Allah
kepada mereka bila
tetap tidak mahu
sedar dan beriman
kepada-Nya,
bermacam azb dan
seksa di dunia
semasa hidup
mereka sebagai
pembalasan yang
nyata!
Berdoalah Nabi Musa,
memohon kepada
Allah: "Ya Tuhan
kami, engkau telah
memberi kepada
Firaun dan kaum
kerabatnya
kemewahan hidup,
harta kekayaan yang
meluap-luap dan
kenikmatan duniawi,
yang kesemua itu
mengakibatkan
mereka
menyesatkan
manusia, hamba-
hamba-Mu, dari jalan
yang Engkau redhai
dan tuntunan yang
Engkau berikan. Ya
Tuhan kami,
binasakanlah harta-
benda mereka dan
kunci matilah hati
mereka. Mrk tidak
akan beriman dan
kembali kepada jalan
yang benar sebelum
melihat seksaan-Mu
yang pedih."
Berkat doa Nabi
Musa dan
permohonannya
yang diperkenankan
oleh Allah, maka
dilandakanlah
kerajaan Firaun oleh
krisis kewangan dan
makanan, yang
disebabkan
mengeringnya sungai
Nil sehingga tidak
dapat mengairi
sawah-sawah dan
ladang-ladang
disamping serangan
hama yang ganas
yang telah
menghabiskan padi
dan gandum yang
sudah menguning
dan siap untuk
diketam.
Belumlagi krisis
kewangan dan
makanan teratasi
datang menyusul
bala banjir yang
besar disebabkan
oleh hujan yang
turun dengan
derasnya, sehingga
menghanyutkan
rumah-rumah,
gedung-gedung dan
membinasakan
binatang-binatang
ternak. Dan sebagai
akibat dari banjir itu
berjangkitlah
bermacam-macam
wabak dan penyakit
yang merisaukan
masyarakat seperti
hidung berdarah dan
lain-lain. Kemudian
datanglah barisan
kutu-kutu busuk dan
katak-katak yang
menyerbu ke dalam
rumah-rumah
sehingga
mengganggu
ketenteraman hidup
mereka,menghilangkan
kenikmatan makan,
minum dan tidur,
disebabkan
menyusupnya
binatang-binatang
itu ke dalam tempat-
tempat tidur,
hidangan makanan
dan di antara sela-
sela pakaian mereka.
Pada waktu azab
menimpa dan
bencana-bencana itu
sedang melanda
berdatanglah
mereka kepada Nabi
Musa minta
pertolongannya demi
kenabiannya, agar
memohonkan
kepada Allah
mengangkat bala itu
dari atas mereka
dengan perjanjian
bahwa mrk akan
beriman dan
menyerahkan Bani
Israil kepada Nabi
Musa sekirannya
mereka dpt ditolong
dan terhindar dari
azab bala itu.
Akan tetapi begitu
bala-bala itu
tercabut dari atas
mrk dan hilanglah
gangguan yang
diakibatkan olehnya,
mrk mengingkari
janji mereka dan
kembali bersikap
memusuhi dan
menentang Nabi
Musa, seolah-olah
apa yang terjadi
bukanlah karena doa
dan permohonan
Musa kepada Allah
tetapi karena hasil
usaha mrk sendiri.
31 Oktober jam 7:57 ·
Suka
Tanya Jawab
Masalah Islam Kaum
Bani Israil keluar dari
Mesir
Bani Israil yang cukup
menderita akibat
tindasan Firaun dan
kaumnya cukup
merasakan
penganiayaan dan
hidup dalam
ketakutan di bawah
pemerintahan Firaun
yang kejam dan
bengis itu, pada
akhirnya sedar
bahwa Musalah yang
benar-benar
dikirimkan oleh Allah
untuk membebaskan
mereka dari
cengkaman Firaun
dan kaumnya. Maka
berduyun-duyunlah
mereka datang
kepada Nabi Musa
memohon
pertolongannya agar
mengeluarkan
mereka dari Mesir.
Kemudian
bertolaklah
rombongan kaum
Bani Israil di bawah
pimpinan Nabi Musa
meninggalkan Mesir
menuju Baitul
Maqdis. Dengan
berjalan kaki dengan
cepat karena takut
tertangkap oleh
Firaun dan bala
tenteranya yang
mengejar mereka
dari belakang
akhirnya tibalah
mereka pada waktu
fajar di tepi lautan
merah setelah
selama semalam
suntuk dapat
melewati padang
pasir yang luas.
Rasa cemas dan
takut makin
mencekam hati para
pengikut Nabi Musa
dan Bani Israil ketika
melihat laut
terbentang di depan
mereka sedang dari
belakang mrk dikejar
oleh Firaun dan bala
tenteranya yang
akan berusaha
mengembalikan
mereka ke Mesir.
Mereka tidak
meragukan lagi
bahwa bila mrk
tertangkap, maka
hukuman matilah
yang akan mereka
terima dari Firaun
yang zalim itu.
Berkatalah salah
seorang dari sahabat
Nabi Musa, bernama
Yusha bin Nun:
"Wahai Musa, ke
mana kami harus
pergi?" Musuh
berada di belakang
kami sedang
mengejar dan laut
berada di depan kami
yang tidak dapat
dilintasi tanpa
sampan. Apa yang
harus kami perbuat
untuk
menyelamatkan diri
dari kejaran Firaun
dan kaumnya?"
Nabi Musa
menjawab:
"Janganlah kamu
khuatir dan cemas,
perjalanan kami
telah diperintahkan
oleh Allah kepadaku,
dan Dialah yang akan
memberi jalan keluar
serta
menyelamatkan
kami dari cengkaman
musuh yang zalim
itu."
Pada saat yang kritis
itu, di mana para
pengikut Nabi Musa
berdebar-debar
ketakutan, seraya
menanti tindakan
Nabi Musa yang
kelihatan tenang
sahaja, turunlah
wahyu Allah kepada
Nabi-Nya dengan
perintah agar
memukulkan air laut
dengan tongkatnya.
Maka dengan izin
Allah terbelah laut
itu, tiap-tiap belahan
merupakan seperti
gunung yang besar.
Di antara kedua
belahan air laut itu
terbentang dasar
laut yang sudah
mengering yang
segera di bawah
pimpinan Nabi Musa
dilewatilah oleh
kaum Bani Israil
menuju ke tepi
timurnya.
Setelah mereka
sudah berada di
bahagian tepi timur
dalam keadaan
selamat terlihatlah
oleh mereka Firaun
dan bala tenteranya
menyusuri jalan yang
sudah terbuka di
antara dua belah
gunung air itu.
Kembali rasa cemas
dan takut
mengganggu hati
mereka seraya
memandang kepada
Nabi Musa seolah-
olah bertanya apa
yang hendak dia
lakukan selanjutnya.
Dalam pada itu Nabi
Musa telah
diilhamkan oleh Allah
agar bertenang
menanti Firaun dan
bala tenteranya
turun semua ke
dasar laut. Karena
takdir Allah tela
mendahului bahwa
mrk akan menjadi
bala tentera yang
tenggelam.
Berkatalah Firaun
kepada kaumnya
tatkala melihat jalan
terbuka bagi mereka
di antara dua belah
gunung air itu: "Lihat
bagaimana lautan
terbelah menjadi
dua, memberi jalan
kepada kami untuk
mengejar orang-
orang yang
melarikan diri itu.
Mrk mengira bahwa
mrk akan dpt
melepaskan dari
kejaran dan
hukumanku. Mrk
tidak mengetahui
bahwa perintahku
berlaku dan ditaati
oleh laut, jgn lagi
oleh manusia.
Tidakkah ini
semuanya
membuktikan bahwa
aku adalah yang
berkuasa yang harus
disembah olehmu?"
Maka dengan rasa
bangga dan sikap
sombongnya
turunlah Firaun dan
bala tenteranya ke
dasar laut yang
sudah mengering itu
melakukan gerak-
cepatnya untuk
menyusul Musa dan
Bani Israil yang sudah
berada di tepi
bahagian timur
sambil menanti
hukuman Allah yang
telah ditakdirkan
terhamba-hamba-
Nya yang kafir itu.
Demikianlah maka
setelah Firaun dan
bala tenteranya
berada di tengah-
tengah lautan yang
membelah itu, jauh
dari ke dua tepinya,
tibalah perintah Allah
dan kembalilah air
yang menggunung
itu menutupi jalur
jalan yang terbuka di
mana Firaun dengan
sombongnya sedang
memimpin barisan
tenteranya mengejar
Musa dan Bani Israil.
Terpendamlah mrk
hidup-hidup di dalam
perut laut dan
berakhirlah riwayat
hidup Firaun dan
kaumnya untuk
menjadi kenangan
sejarah dan ibrah
bagi generasi- akan
datang.
Pada detik-detik
akhir hayatnya,
seraya berjuang
untuk
menyelamatkan diri
dari maut yang
sudah berada di
depan matanya,
berkatalah Firaun:
"Aku percaya bahwa
tiada tuhan selain
Tuhan Musa dan
Tuhan Bani Israil. Aku
beriman pada Tuhan
mereka dan berserah
diri kepada-Nya
sebagai salah
seorang muslim."
Berfirmanlah Allah
kepada Firaun yang
sedang menghadapi
sakaratul-maut:
"Baru sekarangkah
engkau berkata
beriman kepada
Musa dan berserah
diri kepada-Ku?
Tidakkah kekuasaan
ketuhananmu dapat
menyelamatkan
engkau dari maut?
Baru sekarangkah
engkau sadar dan
percaya setelah
sepanjang hidupmu
bermaksiat,
melakukan
penindasan dan
kezaliman terhadap
hamba-hamba-Ku
dan berbuat-
sewenang-wenang,
merusak akhlak dan
aqidah manusia-
manusia yang berada
di bawah
kekuasaanmu.
Terimalah sekarang
pembalasan-Ku yang
akan menjadi
pengajaran bagi
orang-orang yang
akan datang
sesudahmu. Akan
Aku apungkan tubuh
kasarmu untuk
menjadi peringatan
bagi orang-orang
yang meragukan
akan kekuasaan-Ku."
Bani Israil pengikut-
pengikut Nabi Musa
masih meragukan
kematian Firaun. Mrk
masih terpengaruh
dengan kenyataan
yang ditanamkan
oleh Firaun semasa
ia berkuasa sebagai
raja bahwa dia
adalah manusia luar
biasa lain drp yang
lain dan bahwa dia
akan hidup kekal
sebagai tuhan dan
tidak akan mati.
Khayalan yang masih
melekat pd fikiran
mrk menjadikan mrk
tidak mahu percaya
bahwa dengan
tenggelamnya,
Firaun sudah mati.
Mrk menyatakan
kepada Musa bahwa
Firaun mungkin
masih hidup namun
di alam lain.
Nabi Musa berusaha
menyakinkan
kaumnya bahwa apa
yang terfikir oleh
mrk tentang Firaun
adalah suatu
khayalan belaka dan
bahwa Firaun
sebagai orang biasa
telah mati tenggelam
akibat pembalasan
Allah atas
perbuatannya,
menentang
kekuasaan Allah
mendustakan Nabi
Musa dan
menindaskan serta
memperhambakan
Bani Israil. Dan
setelah melihat
dengan mata kepala
sendiri, tubuh-tubuh
Firaun dan orang-
orangnya terapung-
apung di permukaan
air, hilanglah segala
tahayul mrk tentang
Firaun dan
kesaktiannya.
Menurut catatan
sejarah, bahwa
mayat Firaun yang
terdampar di pantai
diketemukan oleh
orang-orang Mesir,
lalu diawet hingga
utuh sampai
sekarang, sebagai
mana dpt dilihat di
muzium Mesir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar