Jumat, 24 Desember 2010

APAKAH NABI MENGALAMI SAKIT SAAT SAKAROTUL MAUT.??

Sabda Rasulullah SAW :
“ Sakaratul maut itu
sakitnya sama dengan
tusukan tiga ratus
pedang ” (HR Tirmidzi)
Sabda Rasulullah SAW :
“ Kematian yang paling
ringan ibarat sebatang
pohon penuh duri yang
menancap di selembar
kain sutera. Apakah
batang pohon duri itu
dapat diambil tanpa
membawa serta bagian
kain sutera yang
tersobek ?” (HR Bukhari)
Atsar (pendapat) para
sahabat Rasulullah SAW .
Ka ’b al-Ahbar
berpendapat : “Sakaratul
maut ibarat sebatang
pohon berduri yang
dimasukkan kedalam
perut seseorang. Lalu,
seorang lelaki
menariknya dengan
sekuat-kuatnya sehingga
ranting itupun membawa
semua bagian tubuh yang
menyangkut padanya dan
meninggalkan yang
tersisa ”.
Imam Ghozali
berpendapat : “Rasa sakit
yang dirasakan selama
sakaratul maut
menghujam jiwa dan
menyebar ke seluruh
anggota tubuh sehingga
bagian orang yang
sedang sekarat
merasakan dirinya
ditarik-tarik dan
dicerabut dari setiap urat
nadi, urat syaraf,
persendian, dari setiap
akar rambut dan kulit
kepala hingga kaki ”.
Imam Ghozali juga
mengutip suatu riwayat
ketika sekelompok Bani
Israil yang sedang
melewati sebuah
pekuburan berdoa pada
Allah SWT agar Ia
menghidupkan satu
mayat dari pekuburan itu
sehingga mereka bisa
mengetahui gambaran
sakaratul maut. Dengan
izin Allah melalui suatu
cara tiba-tiba mereka
dihadapkan pada seorang
pria yang muncul dari
salah satu kuburan.
“ Wahai manusia !”, kata
pria tersebut. “Apa yang
kalian kehendaki dariku?
Limapuluh tahun yang
lalu aku mengalami
kematian, namun hingga
kini rasa perih bekas
sakaratul maut itu belum
juga hilang dariku.”
Proses sakaratul maut
bisa memakan waktu
yang berbeda untuk
setiap orang, dan tidak
dapat dihitung dalam
ukuran detik seperti
hitungan waktu dunia
ketika kita menyaksikan
detik-detik terakhir
kematian seseorang.
Mustafa Kemal Attaturk,
bapak modernisasi
(sekularisasi) Turki, yang
mengganti Turki dari
negara bersyariat Islam
menjadi negara sekular,
dikabarkan mengalami
proses sakaratul maut
selama 6 bulan (walau
tampak dunianya hanya
beberapa detik), seperti
dilaporkan oleh salah
satu keturunannya
melalui sebuah mimpi.
Rasa sakit sakaratul
maut dialami setiap
manusia, dengan
berbagai macam tingkat
rasa sakit, ini tidak
terkait dengan tingkat
keimanan atau
kezhaliman seseorang
selama ia hidup. Sebuah
riwayat bahkan
mengatakan bahwa rasa
sakit sakaratul maut
merupakan suatu proses
pengurangan kadar
siksaan akhirat kita
kelak.
06 Oktober jam 9:36 · Suka · Hapus
Tanya Jawab Masalah
Islam DIRIWAYATKAN
dalam salah satu hadis,
bahwa surah Al Maa'idah
ayat 3 diturunkan
sesudah waktu asar, hari
Jumaat di padang Arafah,
pada musim haji
penghabisan [Wada*].
Saat itu Rasulullah s.a.w.
berada di Arafah, duduk
di atas unta. Ketika ayat
ini turun Rasulullah s.a.w.
tidak begitu jelas
penerimaannya untuk
mengingati isi dan makna
yang terkandung dalam
ayat tersebut.
Kemudian Rasulullah
s.a.w. bersandar pada
untanya. Untak lalududuk
perlahan-lahan. Setelah
itu turun malaikat Jibril
a.s. dan berkata: "Wahai
Muhammad,
sesungguhnya pada hari
ini telah disempurnakan
agamamu. Maka
terputuslah apa yang
diperintahkan oleh Allah
s.w.t. dan demikian juga
apa yang terlarang oleh-
Nya. Oleh itu kamu
kumpulkan para
sahabatmu. Beritahu
mereka bahwa hari ini
adalah hari terakhir aku
bertemu dengan kamu."
Begitu Malaikat Jibril a.s.
pergi, Rasulullah s.a.w.
pun berangkat ke Mekah,
terus ke Madinah.
Setelah Rasulullah s.a.w.
mengumpulkan para
sahabatnya, ia
menceritakan apa yang
telah dialaminya. Saat
para sahabat mendengar
hal yang demikian
mereka pun gembira:
"Agama kita telah
sempurna. Agama kila
telah sempurna."
Abu Bakar r.a. berbeda
reaksinya. Ia tidak dapat
menahan kesedihannya.
Ia lalu kembali ke rumah,
lalu mengunci pintu, dan
menangis sekuat-
kuatnya, dari pagi hingga
ke malam. Kisah tentang
Abu Bakar r.a. menangis
telah sampai kepada para
sahabat yang lain. Maka
berkumpulah para
sahabat di hadapan
rumah Abu Bakar r.a.
"Wahai Abu Bakar,
apakah yang telah
membuat kamu menangis
sehingga begini sekali
keadaanmu? Sepatutnya
kamu berasa gembira
sebab agama kita telah
sempurna."
Mendengarkan
pertanyaan dari para
sahabat maka Abu Bakar
r.a. pun berkata: "Wahai
para sahabatku, kamu
semua tidak tahu tentang
musibah yang menimpa
kamu. Tidakkah kamu
tahu bahwa apabila
sesuatu perkara itu telah
sempurna maka akan
kelihatanlah
kekurangannya. Turunnya
ayat tersebut hanya
menunjukkan perpisahan
kita dengan Rasulullah
s.a.w. Hasan dan Husin
menjadi yatim. Para isteri
nabi menjadi janda."
Setelah mereka
mendengar penjelasan
dari Abu Bakar r.a. maka
sedarlah mereka akan
kebenaran kata-kata Abu
Bakar r.a., lalu mereka
menangis dengan sekuat-
kuatnya. Tangisan
mereka didengar para
sahabat yang lain. Maka
mereka pun memberitahu
Rasulullah s.a.w. tentang
apa yang mereka lihat
itu. Berkata salah
seorang dari para
sahabat: "Ya Rasulullah
s.a.w., kami baru balik
dari rumah Abu Bakar r.a.
Kami mendapati banyak
orang menangis dengan
suara yang kuat di
hadapan rumah beliau."
Saat Rasulullah s.a.w.
mendengar keterangan
dari para sahabat, maka
berubahlah muka
Rasulullah s.a.w. dan
dengan bergegas beliau
menuju ke rumah Abu
Bakar r.a.. Begitu
Rasulullah s.a.w. sampai
di rumah Abu Bakar r.a.
maka Rasulullah s.a.w.
melihat kesemua mereka
yang menangis dan
bertanya: "Wahai para
sahabatku, kenapakah
kamu semua menangis?"
Kemudian Ali r.a.
berkata: "Ya Rasulullah
s.a.w., Abu Bakar r.a.
mengatakan dengan
turunnya ayat ini
membawa tanda bahwa
waktu wafatmu telah
dekat.
Adakah ini benar ya
Rasulullah?." Lalu
Rasulullah s.a.w. berkata:
"Semua yang dikata oleh
Abu Bakar r.a. adalah
benar, dan sesungguhnya
masa untuk aku
meninggalkan kamu
semua telah hampir
dekat." Begitu Abu Bakar
r.a. mendengar
pengakuan Rasulullah
s.a.w., maka ia pun
menangis sekuat
tenaganya sehingga ia
jatuh pengsan, sementara
Ali r.a. pula mengeletar
seluruh tubuhnya.
Dan para sahabat yang
lain menangis dengan
sekuat-kuat yang mereka
mampu. Sehingga
gunung-gunung, batu-
batu, semua malaikat
yang di langit, cacing-
cacing dan semua
binatang baik yang di
darat maupun yang di
laut turut menangis.
Kemudian Rasulullullah
s.a.w. bersalam dengan
para sahabat satu demi
satu dan berwasiat
kepada mereka.
Kisah Rasulullah s.a.w.
mengalami hidup selepas
turunnya ayat tersebut,
ada yang mengatakan 81
hari, ada pula yang
mengatakan beliau hidup
sehingga 50 hari selepas
turunnya ayat tersebut,
ada pula yang
mengatakan beliau hidup
selama 35 hari dari ayat
tersebut diturunkan dan
ada pula yang
mengatakan 21 hari. Pada
saat sudah dekat ajal
Rasulullah s.a.w., beliau
menyuruh Bilal azan
untuk mengerjakan
shalat, lalu berkumpul
para Muhajirin dan
Anshar di masjid
Rasulullah s.a.w..
Kemudian Rasulullah
s.a.w. menunaikan shalat
dua raka'at bersama
semua yang hadir.
Setelah selesai
mengerjakan shalat
beliau bangun dan naik
ke atas mimbar dan
berkata: "Alhamdulillah,
wahai para muslimin,
sesungguhnya saya
adalah seorang nabi yang
diutus dan mengajak
orang kepada jalan Allah
dengan izinnya. Dan saya
ini adalah sebagai
saudara kandung kamu,
yang kasih sayang pada
kamu semua seperti
seorang ayah. Oleh itu
kalau ada sesiapa yang
mempunyai hak untuk
menuntut, maka
hendaklah ia bangun dan
membalasi saya sebelum
saya dituntut di hari
kiamat."
Rasulullah s.a.w. berkata
demikian sebanyak 3 kali
kemudian bangunlah
seorang lelaki yang
bernama 'Ukasyah bin
Muhshan dan berkata:
"Demi ayahku dan ibuku
ya Rasulullah s.a.w.,
kalau anda tidak
mengumumkan kepada
kami berkali-kali sudah
tentu saya tidak mau
mengemukakan hal ini."
Lalu 'Ukasyah berkata
lagi: "Sesungguhnya
dalam Perang Badar saya
bersamamu ya Rasulullah,
pada masa itu saya
mengikuti unta anda dari
belakang,setelah dekat
saya pun turun
menghampiri anda
dengan tujuan supaya
saya dapat mencium paha
anda, tetapi anda telah
mengambil tongkat dan
memukul unta anda
untuk berjalan cepat,
yang mana pada masa itu
saya pun anda pukul pada
tulang rusuk saya. Oleh
itu saya hendak tahu
sama anda sengaja
memukul saya atau
hendak memukul unta
tersebut."
Rasulullah s.a.w. berkata:
"Wahai 'Ukasyah,
Rasulullah s.a.w. sengaja
memukul kamu."
Kemudian Rasulullah
s.a.w. berkata kepada
Bilal r.a.: "Wahai Bilal,
kamu pergi ke rumah
Fatimah dan ambilkan
tongkat aku ke mari."
Bilal keluar dari masjid
menuju ke rumah
Fatimah sambil
meletakkan tangannya di
alas kepala dengan
berkata: "Rasulullah
telah menyediakan
dirinya untuk dibalas
[diqishash]." Setelah Bilal
sampai di rumah Fatimah
maka Bilal pun memberi
salam dan mengetuk
pintu.
Kemudian Fatimah r.a.
menyahut dengan
berkata: "Siapakah di
pintu?." Lalu Bilal r.a.
berkata: "Saya Bilal, saya
telah diperintahkan oleh
Rasulullah s.a.w. untuk
mengambil tongkat
beliau." Kemudian
Fatimah r.a. berkata:
"Wahai Bilal, untuk apa
ayahku minta
tongkatnya." Berkata
Bilal r.a.: "Wahai
Fatimah, Rasulullah s.a.w.
telah menyediakan
dirinya untuk diqishash."
Bertanya Fatimah. r.a.
lagi: "Wahai Bilal,
siapakah manusia yang
sampai hatinya untuk
menqishash Rasulullah
s.a.w.?." Bilal r.a. tidak
menjawab pertanyaan
Falimah r.a., begitu
Fatimah r.a. memberikan
tongkat tersebut, maka
Bilal pun membawa
tongkat itu kepada
Rasulullah s.a.w. Setelah
Rasulullah s.a.w.
menerima tongkat
tersebut dari Bilal r.a.
maka beliau pun
menyerahkan kepada
'Ukasyah. Melihatkan hal
yang demikian maka Abu
Bakar r.a. dan Umar r.a.
tampil ke hadapan sambil
berkata: "Wahai
'Ukasyah, janganlah
kamu qishash baginda
s.a.w. tetapi kamu
qishashlah kami berdua."
Saat Rasulullah s.a.w.
mendengar kata-kata
Abu Bakar r.a. dan Umar
r.a maka dengan segera
beliau berkata: "Wahai
Abu Bakar, Umar,
duduklah kamu berdua
sesungguhnya Allah s.w.t.
telah menetapkan
tempatnya untuk kamu
berdua." Kemudian Ali
r.a. bangun, lalu berkata:
"Wahai "Ukasyah! Aku
adalah orang yang
senantiasa berada di
samping Rasulullah
s.a.w.oleh itu kamu
pukulah aku dan
janganlah kamu
menqishash Rasulullah
s.a.w."
06 Oktober jam 10:00 · Suka · Hapus
Tanya Jawab Masalah
Islam Lalu Rasulullah
s.a.w. berkata: "Wahai
Ali, duduklah kamu
sesungguhnya Allah s.w.t.
telah menetapkan
tempatmu dan
mengetahui isi hatimu."
Setelah itu Hasan dan
Husin bangun dengan
berkata: "Wahai
'Ukasyah, bukankah
kamu tidak tahu bahwa
kami ini adalah cucu
Rasulullah s.a.w., kalau
kamu menqishash kami
sama dengan kamu
menqishash Rasulullah
s.a.w."
Mendengar kata-kata
cucunya Rasulullah s.a.w.
pun berkata: "Wahai
buah hatiku, duduklah
kamu berdua." Berkata
Rasulullah s.a.w. "Wahai
'Ukasyah pukullah saya
kalau kamu hendak
memukul." Kemudian
'Ukasyah berkata: "Ya
Rasulullah s.a.w., anda
telah memukul saya
sewaktu saya tidak
memakai baju." Maka
Rasulullah s.a.w. pun
membuka baju, begitu
Rasulullah s.a.w.
membuka baju maka
menangislah semua yang
hadir.
Begitu 'Ukasyah melihat
tubuh badan Rasulullah
s.a.w. maka ia pun
mencium beliau dan
berkata; "Saya tebus
anda dengan jiwa saya,
ya Rasulullah s.a.w.
siapakah yang sanggup
memukul anda. Saya
melakukan begini adalah
sebab saya hendak
menyentuh badan anda
yang dimuliakan oleh
Allah s.w.t dengan badan
saya. Dan Allah s.w.t.
menjaga saya dari neraka
dengan kehormatanmu."
Kemudian Rasulullah
s.a.w. berkata:
"Dengarlah kamu
sekalian, sekiranya kamu
hendak melihat ahli
syurga, inilah orangnya."
Kemudian semua para
jemaah bersalam-
salaman atas
kegembiraan mereka
terhadap peristiwa yang
sangat genting itu.
Setelah itu para jemaah
pun berkata: "Wahai
'Ukasyah, inilah
keuntungan yang paling
besar bagimu, engkau
telah memperolehi darjat
yang tinggi dan
bertemankan Rasulullah
s.a.w. di dalam syurga."
Saat ajal Rasulullah s.a.w.
makin hampir maka
beliau pun memanggil
para sahabat ke rumah
Siti Aisyah r.a.
Beliau berkata: "Selamat
datang kamu semua
semoga Allah s.w.t.
mengasihi kamu semua,
saya berwasiat kepada
kamu semua agar kamu
semua bertaqwa kepada
Allah s.w.t. dan mentaati
segala perintahnya.
Sesungguhnya hari
perpisahan antara saya
dengan kamu semua
hampir dekat, dan dekat
pula saat kembalinya
seorang hamba kepada
Allah s.w.t dan
menempatkannya di
syurga. Kalau telah
sampai ajalku maka
hendaklah Ali yang
memandikanku, Fadhl bin
Abas hendaklah
menuangkan air dan
Usamah bin Zaid
hendaklah menolong
keduanya.''
Kata Rasul selanjutnya,
''Setelah itu kamu
kapanilah aku dengan
pakaianku sendiri apabila
kamu semua
menghendaki, atau
kapanilah aku dengan
kain yaman yang putih.
Apabila kamu
memandikan aku, maka
hendaklah kamu letakkan
aku di atas balai tempat
tidurku dalam rumahku
ini. Setelah itu kamu
semua keluarlah sebentar
meninggalkan aku.
Pertama yang akan
menshalatkan aku ialah
Allah s.w.t., kemudian
yang akan menshalati
aku ialah Jibril a.s.,
kemudian diikuti oleh
malaikat Israfil, malaikat
Mikail, dan yang akhir
sekali malaikat lzrail
berserta dengan semua
para pembantunya.
Setelah itu baru kamu
semua masuk beramai-
ramai bershalat ke
atasku."
Begitu para sahabat
mendengar ucapan yang
sungguh menyayat hati
itu maka mereka pun
menangis dengan nada
yang keras dan berkata:
"Ya Rasulullah s.a.w.
anda adalah seorang
Rasul yang diutus kepada
kami dan untuk semua,
yang mana selama ini
anda memberi kekuatan
dalam penernuan kami
dan sebagai penguasa
yang menguruskan
perkara kami. Apabila
anda sudah tiada nanti
kepada siapakah yang
akan kami tanya setiap
persoalan yang timbul
nanti?."
Kemudian Rasulullah
s.a.w. berkata:
"Dengarlah para
sahabatku, aku
tinggalkan kepada kamu
semua jalan yang benar
dan jalan yang terang,
dan telah aku tinggalkan
kepada kamu semua dua
penasihat yang satu
daripadanya pandai
bicara dan yang satu lagi
diam sahaja. Yang pandai
bicara itu ialah AI-Quran
dan yang diam itu ialah
maut. Apabila ada
sesuatu persoalan yang
rumit di antara kamu,
maka hendaklah kamu
semua kembali kepada
AI-Quran dan Hadis-ku
dan sekiranya hati kamu
itu berkeras maka
lembutkan dia dengan
mengambil pengajaran
dari mati."
Setelah Rasulullah s.a.w.
berkata demikian, maka
sakit Rasulullah s.a.w.
bermula. Dalam bulan
safar Rasulullah s.a.w.
sakit selama 18 hari dan
sering diziarahi oleh para
sahabat. Dalam sebuah
kitab diterangkan bahwa
Rasulullah s.a.w. diutus
pada hari Isnin dan wafat
pada hari Isnin. Pada hari
Isnin penyakit Rasulullah
s.a.w. bertambah berat,
setelah Bilal r.a.
selesaikan azan subuh,
maka Bilal r.a. pun pergi
ke rumah Rasulullah
s.a.w..
06 Oktober jam 10:01 · Suka · Hapus
Tanya Jawab Masalah
Islam Sesampainya Bilal
r.a. di rumah Rasulullah
s.a.w. maka Bilal r.a. pun
memberi salam:
"Assalaarnualaika ya
rasulullah." Lalu dijawab
oleh Fatimah r.a.:
"Rasulullah s.a.w. masih
sibuk dengan urusan
beliau." Setelah Bilal r.a.
mendengar penjelasan
dari Fatimah r.a. maka
Bilal r.a. pun kembali ke
masjid tanpa memahami
kata-kata Fatimah r.a.
itu.
Saat waktu subuh hampir
hendak pupus, lalu Bilal
pergi sekali lagi ke rumah
Rasulullah s.a.w. dan
memberi salam seperti
permulaan tadi, kali ini
salam Bilal r.a. telah di
dengar oleh Rasulullah
s.a.w. dan baginda
berkata; "Masuklah
wahai bilal, sesungguhnya
penyakitku ini semakin
berat, oleh itu kamu
suruhlah Abu Bakar
mengimamkan shalat
subuh berjemaah dengan
mereka yang hadir."
Setelah mendengar kata-
kata Rasulullah s.a.w.
maka Bilal r.a. pun
berjalan menuju ke
masjid sambil meletakkan
tangan di atas kepala
dengan berkata: "Aduh
musibah." Begitu Bilal r.a.
sampai di masjid maka
Bilal r.a. pun
memberitahu Abu Bakar
tentang apa yang telah
Rasulullah s.a.w. katakan
kepadanya. Abu Bakar
r.a. tidak dapat menahan
dirinya apabila ia melihat
mimbar kosong maka
dengan suara yang keras
Abu Bakar r.a. menangis
sehingga ia jatuh
pengsan.
Melihatkan peristiwa ini
maka riuh rendah dalam
masjid, sehingga
Rasulullah s.a.w.
bertanya kepada Fatimah
r.a.; "Wahai Fatimah
apakah yang telah
berlaku?." Maka Fatimah
r.a. pun berkata:
"Kekecohan kaum
muslimin, sebab anda
tidak pergi ke masjid."
Kemudian Rasulullah
s.a.w. memanggil Ali r.a.
dan Fadhl bin Abas, lalu
Rasulullah s.a.w.
bersandar kepada kedua
mereka dan terus pergi
ke masjid.
Setelah Rasulullah s.a.w.
sampai di masjid maka
beliau pun bershalat
subuh bersama dengan
para jemaah. Setelah
selesai shalat subuh maka
Rasulullah s.a.w. pun
berkata: "Wahai kaum
muslimin, kamu semua
sentiasa dalam
pertolongan dan
pemeliharaan Allah, oleh
itu hendaklah kamu
semua bertaqwa kepada
Allah s.w.t. dan
mengerjakan segala
perintahNYA.
Sesungguhnya aku akan
meninggalkan dunia ini
dan kamu semua, dan
hari ini adalah hari
pertama aku di akhirat
dan hari terakhir aku di
dunia."
Setelah berkata demikian
maka Rasulullah s.a.w.
pun pulang ke rumah
beliau. Kemudian Allah
s.w.t. mewahyukan
kepada malaikat lzrail:
"Wahai lzrail, pergilah
kamu kepada kekasihku
dengan sebaik-baik rupa,
dan apabila kamu hendak
mencabut rohnya maka
hendaklah kamu
melakukan dengan cara
yang paling lembut
sekali. Apabila kamu
pergi ke rumahnya maka
minta izinlah lerlebih
dahulu, kalau ia izinkan
kamu masuk, maka
masuklah kamu ke
rumahnya dan kalau ia
tidak izinkan kamu masuk
maka hendaklah kamu
kembali padaku."
sebaik sahaja malaikat
lzrail mendapat perintah
dari Allah s.w.t. maka
malaikal lzrail pun turun
dengan menyerupai
orang Arab Badwi.
Setelah malaikat lzrail
sampai di hadapan rumah
Rasulullah s.a.w. maka ia
pun memberi salam:
"Assalaamu alaikum yaa
ahia baitin nubuwwati wa
ma danir risaalati a
adkhulu?" ["Mudah-
mudahan keselamatan
tetap untuk kamu semua
sekalian, wahai penghuni
rumah nabi dan sumber
risaalah, bolehkan saya
masuk?"]
Apabila Fatimah
mendengar orang
memberi salam maka ia-
pun berkata; "Wahai
hamba Allah, Rasulullah
s.a.w. sedang sibuk sebab
sakitnya yang semakin
berat." Kemudian
malaikat lzrail berkata
lagi seperti
dipermulaannya, dan kali
ini seruan malaikat itu
telah didengar oleh
Rasulullah s.a.w. dan
Rasulullah s.a.w.
bertanya kepada Falimah
r.a.: "Wahai Fatimah,
siapakah di depan pintu
itu."
Maka Fatimah r.a. pun
berkata: "Ya Rasulullah,
ada seorang Arab badwi
memanggilmu, dan aku
telah katakan kepadanya
bahwa anda sedang sibuk
sebab sakit, sebaliknya
dia memandang saya
dengan tajam sehingga
saya merasa mcnggigil
badan saya."> Kemudian
Rasulullah s.a.w. berkata;
"Wahai Fatimah, tahukah
kamu siapakah orang
itu?." Jawab Fatimah;
"Tidak ayah." "Dia adalah
malaikat lzrail, malaikat
yang akan memutuskan
segala macam nafsu
syahwat yang
memisahkan
perkumpulan-
perkumpulan dan yang
memusnahkan semua
rumah serta meramaikan
kubur."
Fatimah r.a. tidak dapat
menahan air matanya
lagi setelah mengetahui
bahwa saat perpisahan
dengan ayahandanya
akan berakhir, dia
menangis sepuas-
puasnya. Saat Rasulullah
s.a.w. mendengar
tangisan Falimah r.a.
maka beliau pun berkata:
"Janganlah kamu
menangis wahai Fatimah,
engkaulah orang yang
pertama dalam
keluargaku akan bertemu
dengan aku."
Kemudian Rasulullah
s.a.w. pun menjemput
malaikat lzrail masuk.
Maka malaikat lzrail pun
masuk dengan mengucap:
"Assalamuaalaikum ya
Rasulullah." Lalu
Rasulullah s.a.w.
menjawab: "Wa alaikas
saalamu, wahai lzrail
engkau datang
menziarahi aku atau
untuk mencabut rohku?"
Maka berkata malaikat
lzrail: "Kedatangan saya
adalah untuk
menziarahimu dan untuk
mencabut rohmu, itupun
kalau kamu izinkan, kalau
kamu tidak izinkan maka
aku akan kembali."
Berkata Rasulullah s.a.w.:
"Wahai lzrail, di manakah
kamu tinggalkan Jibril?"
Berkata lzrail: "Saya
tinggalkan Jibril di langit
dunia, semua para
malaikat sedang
memuliakan dia." Tidak
beberapa saat kemudian
Jibril a.s. pun turun dan
duduk dekat kepala
Rasulullah s.a.w.
Saat Rasulullah s.a.w.
melihat kedatangan Jibril
a.s. maka Rasulullah
s.a.w. pun berkata:
"Wahai Jibril, tahukah
kamu bahwa ajalku sudah
dekat" Berkata Jibril a.s.:
"Ya aku memang tahu."
Rasulullah s.a.w.
bertanya lagi: "Wahai
Jibril, beritahu kepadaku
kemuliaan yang
menggembirakan aku di
sisi Allah s.w.t." Berkata
Jibril a.s.: "Sesungguhnya
semua pintu langit telah
dibuka, para malaikat
bersusun rapi menanti
rohmu di langit. Kesemua
pintu-pintu syurga telah
dibuka, dan kesemua
para bidadari sudah
berhias menanti
kehadiran rohmu."
Berkata Rasulullah s.a.w.:
"Alhamdulillah, sekarang
kamu katakan pula
tentang umatku di hari
kiamat nanti." Berkata
Jibril a.s.: "Allah s.w.t.
telah berfirman yang
bermaksud:
"Sesungguhnya aku telah
melarang semua para
nabi masuk ke dalam
syurga sebelum engkau
masuk terlebih dahulu,
dan aku juga melarang
semua umat memasuki
syurga sebelum umatmu
memasuki syurga."
Berkata Rasulullah s.a.w.:
"Sekarang aku telah puas
hati dan telah hilang rasa
susahku." Kemudian
Rasulullah s.a.w. berkata:
"Wahai lzrail, dekatlah
kamu kepadaku." Selelah
itu Malaikat lzrail pun
memulakan tugasnya,
apabila roh nya sampai
pada pusat, maka
Rasulullah s.a.w. pun
berkata: "Wahai Jibril,
alangkah dahsyatnya rasa
mati." Jibril a.s.
mengalihkan pandangan
dari Rasulullah s.a.w.
apabila mendengar kata-
kata beliau itu.
Melihatkan telatah Jibril
a.s. itu maka Rasulullah
s.a.w. pun berkata:
"Wahai Jibril, apakah
kamu tidak suka melihat
wajahku?" Jibril a.s.
berkata: "Wahai kekasih
Allah, siapakah orang
yang sanggup melihat
wajahmu dikala kamu
dalam sakaratul maut?"
Anas bin Malik r.a.
berkata: "Saat roh
Rasulullah s.a.w. telah
sampai di dada beliau
telah bersabda: "Aku
wasiatkan kepada kamu
agar kamu semua
menjaga shalat dan apa-
apa yang telah
diperintahkan ke
atasmu."
Ali r.a. berkata:
"Sesungguhnya Rasulullah
s.a.w. ketika menjelang
saat-saat terakhir, telah
mengerakkan kedua bibir
beliau sebanyak dua kali,
dan saya meletakkan
telinga, saya dengan
Rasulullah s.a.w. berkata:
"Umatku, umatku." Telah
bersabda Rasulullah
s.a.w. bahwa: "Malaikat
Jibril a.s. telah berkata
kepadaku; "Wahai
Muhammad,
sesungguhnya Allah s.w.t.
telah menciptakan
sebuah laut di belakang
gunung Qaf, dan di laut
itu terdapat ikan yang
selalu membaca selawat
untukmu, kalau sesiapa
yang mengambil seekor
ikan dari laut tersebut
maka akan lumpuhlah
kedua belah tangannya
dan ikan tersebut akan
menjadi batu."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar